Ada sebuah pemandangan yang cukup menyita perhatian publik saat acara Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas yang digelar pada Selasa (03/06) malam tadi. Calon Presiden Joko Widodo terlihat tidak rileks, bahkan terkesan kaku di antara calon-calon pemimpin lainnya yang hadir pada acara itu.
Dalam acara yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta itu, usai pembacaan deklarasi damai, kedua pasangan diminta untuk menandatangani prasasti deklarasi.
Sambil menunggu disiapkannya prasasti, Capres Prabowo Subianto Cawapres Hatta Rajasa dan pasangan Jokowi, Cawapres Jusuf Kalla mengobrol santai dan saling tersenyum. Jokowi yang berdiri di antara Prabowo dan JK tak ikut dalam perbincangan. Wajahnya terlihat kaku, berdiri dalam posisi siap dengan tangan dikepal. Tak ada senyum di wajahnya.
Bahkan, Jokowi masih berdiri dalam posisi siap, ketika moderator acara meminta para calon pemimpin dan komisioner KPU untuk bergandeng tangan. Jokowi yang masih saja menatap ke depan ini.
Karena Jokowi tak kunjung menyadari bahwa orang-orang yang berada di atas panggung bergandengan tangan membentuk "rantai manusia", Prabowo berinisiatif untuk menggandeng saingannya di pilpres itu.
Ketika sudah berada di kursi yang pada di barisan depan, Jokowi masih tampak kikuk. Terlihat jelas sebuah momen ketika seluruh hadirin bertepuk tangan, Jokowi tetap diam dengan wajah serius. Tangannya sama sekali tidak terangkat.
Terhadap kesan gugup, tegang dan kakunya Jokowi diacara Deklarasi Pemilu Berintegritas dan Damai tersebut, Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo pun angkat bicara. Ia mengatakan, Jokowi memang tidak ahli pidato.
"Pak Joko Widodo adalah sosok presiden kerja bukan presiden pidato. Indonesia perlu sosok presiden kerja. Kita sebagai tim sukses kampanye tidak akan larut dan terjebak pada opini pidato semata," ujar Tjahjo, kepada pers, Rabu (04/06).
Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK ini menambahkan, kekurangan Jokowi dalam hal berpidato itu justru membuat kesan positif kepada publik dengan membuktikan jika Jokowi memang sosok pemimpin pekerja dan bukan orator. "Justru itulah Pak Jokowi, yang perlu dikapitalisir bahwa kepemimpinan pak Jokowi itu tidak suguhkan pidato, tapi kerja dan pelayanan," ujar dia.
Tjahjo menyatakan, tim pemenangan tidak akan mengubah tampilan Jokowi tersebut. Bahkan kekurangan Jokowi dalam berpidato akan dipertahankan seterusnya. "Keluguan Pidato Pak Jokowi tetap akan dipertahankan. Pak Jokowi tak perlu belajar perbaiki pidatonya, Karena itulah orisinalitas sosok Pak Jokowi," katanya.
Selain itu, seluruh tim pemenangan Jokowi-JK juga tidak akan terjebak soal persepsi publik tentang rendahnya kualitas pidato Jokowi. Sebab publik juga sudah paham dan mengenal Jokowi sebagai sosok pekerja dan bukan pengumbar janji atau beretorika saja.
"Jangan mengharapkan Pak Joko Widodo dan pak Jusuf Kalla berpidato yang bagus dan menggebu-gebu, karena pak Joko Widodo hanya akan bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan melayani masyarakat menyerap aspirasi masyarakat tanpa jarak," tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved