Mantan Kepala Staf Umum TNI (Kasum TNI), Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo, mendesak Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Indonesia di Singapura untuk melakukan protes kepada pemerintah Singapura terkait perlakuan diskriminatif yang diterimanya. Sampai sekarang, Suryo belum mengetahui alasan sebenarnya mengapa ia masuk dalam daftar hitam orang yang dicegah masuk Singapura.
Surya mengalami kejadian tidak mengenakkan saat transit di Bandara Changi, Singapura, Rabu (17/09) lalu. Suryo baru pulang dari Fiji meninjau bantuan kemanusian BNPB, dengan menggunakan maskapai Fiji Airways FJ36 yang mengharuskannya untuk transit, kembali ke Jakarta.
Ia sempat tertahan di Bandara itu saat akan mengambil bagasi karena mesti pindah pesawat. Ia diinterograsi petugas Imigrasi karena ternyata namanya masuk daftar hitam Singapura. "Saya sering bepergian ke luar negeri, yang perlakukan saya seperti itu, hanya Singapura," tegas mantan Wakasad itu kepada pers, Jumat (19/08).
Menurut dia, pengalaman pahitnya itu juga pernah dialami banyak warga negara Indonesia. Dari kesaksian yang diterima Suryo di media sosial maupun secara pribadi, ternyata seringkali WNI diperlakukan tak layak oleh otoritas Singapura. "Banyak orang Indonesia yang mengalami seperti saya di Singapura. Seolah kita dimusuhi oleh Singapura. Apakah dia perlakukan kita sebagai kawan atau lawan?" ujar dia.
Suryo mengingatkan, beberapa kali terjadi insiden diplomatik antara Singapura dan Indonesia terjadi. Misalnya, pernah Menteri Luar Negeri RI diperlakukan tidak layak oleh otoritas Singapura. “Kita terlalu permisif terhadap mereka. Saya tuntut pemerintah berani dan tegas menjaga martabat warganya dan Singapura harus minta maaf. Mereka harus minta maaf," tegasnya.
Suryo menegaskan, protesnya ini bukan untuk kepentingan pribadi. Tetapi, bila seorang pensiunan jenderal bintang 3 saja di blacklist pemerintah Singapura tanpa alasan yang jelas. Lalu, Pemerintah dan DPR RI tidak menilai ini sebagai skandal, bahkan diam saja karena menganggap tidak penting-penting amat untuk direspons. Sangat mungkin, WNI yang biasa-biasa saja akan dengan mudah dilecehkan oleh imigrasi Singapura.
“Kalau Singapura jelas-jelas menunjukkan perilaku yang tidak bersahabat dengan Rakyat Indonesia, mungkin Pemerintah RI perlu meninjau ulang kebijakan kerjasama di bidang kontraterorisme dengan Singapura, dan kerjasama bilateral lainnya,” ujar dia.
Tapi, Suryo terlihat pesimis. “Apa mungkin ya, pemerintah dan DPR RI mau membela pensiunan yang bisanya cuma ngomel melulu. Emangnya pensiunan seperti saya ini mewakili dignity, atau martabat Bangsa Indonesia?” ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved