Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diyakini baru akan mengambil keputusan untuk maju atau tidak dalam Pemilihan Presiden 2019 pada menit-menit akhir. Ini merujuk pada sejumlah putusan politik penting yang diambil Prabowo belakangan.
Setidaknya demikian pandangan yang dikemukakan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Aryo Djojohadikusumo. “Berdasarkan pengalaman keputusan beliau (Prabowo) untuk maju atau tidak berada di hari-hari terakhir, detik-detik terakhir,” ujar Aryo kepada pers, di Jakarta, Jumat (16/2).
Aryo merujuk pada pada pilgub DKI Jakarta 2017 dan 2012. Menurutnya, pada pilgub DKI lalu partainya memutuskan mencalonkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno semalam sebelum batas akhir pendaftaran di KPU DKI Jakarta.
Begitu pula halnya yang terjadi pada 2012, saat itu Gerindra yang mengusung Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga baru memutuskan beberapa jam sebelum pendaftaran ditutup.
Dikatakan Aryo lebih jauh, untuk pilpres 2019, ada syarat ambang batas presiden sebesar 20 persen yang membuat keputusan pencalonan tidak dapat dilakukan sejak jauh hari. Karena syarat itu mengharuskan partai untuk berkoalisi.
“Kalau tidak ada presidential threshold kita sudah deklarasi dari tahun lalu mungkin. Karena itu kita harus bicara, pendaftaran masih nanti 17 Agustus 2018 dan itu setelah pendaftaran calon legislatif 17 Juli. Nanti kita lihat hasilnya seperti apa," ujarnya.
Terkait apakah Prabowo siap untuk mencalonkan diri kembali di 2019, Aryo menilai, semua itu tergantung dari dukungan masyarakat dan kader Gerindra. Di masyarakat hal itu sudah ditunjukkan dari beberapa hasil survei.
“Pak Prabowo dengan minim pemaparan program dan visi misi kepada masyarakat, mendapat minimum 21-22 persen. Itu dari masyarakat ya. Belum dari kader. Dari kader sudah semua menginginkan Prabowo maju," katanya.
Selain itu, Aryo mengungkapkan bahwa Gerindra tengah menunggu hasil pilgub 2018 yang akan diumumkan pada akhir Juni. Jika mayoritas menang, maka itu akan menambah keyakinan Prabowo untuk kembali maju.
Penjajakan koalisi besar juga menjadi salah satu pertimbangan Gerindra. Selain dengan PKS, kini Gerindra juga diakuinya intensif berkomunikasi dengan PAN.
Sedangkan terkait opsi nama Anies Baswedan sebagai alternatif jika Prabowo tidak maju, Aryo mengatakan belum ada rencana ke arah sana. Meskipun opsi itu mungkin saja terjadi.
"Setahu saya tidak ada yang tidak mungkin ya, hanya Tuhan yang tahu. Tapi pembicaraan ke sana (Pilpres 2019) belum ada karena beliau (Anies) fokus di Jakarta," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved