Sore ini, Kamis (17/09), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan menghubungi Perdana Menteri Papua Niugini Peter O Neill. Langkah ini dilakukan untuk mendorong pembebasan dua warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok bersenjata.
Kontak dilakukan menyusul upaya pembebasan yang dilakukan Pemerintah Papua Niugini terhadap dua WNI yang disandera kelompok sipil bersenjata masih belum membuahkan hasil.
"Mungkin nanti sore saya akan telepon ke PM O Neill," kata Jokowi, di Istana Merdeka, Kamis (17/09).
Jokowi menjelaskan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sangat intensif menjalin komunikasi dengan Menteri Luar Negeri Papua Niugini. Pemerintah Papua Niugini juga sudah berupaya melakukan pembebasan.
Menurut Jokowi, Indonesia tidak bisa langsung masuk mengambil alih upaya pembebasan itu karena berada di wilayah Papua Niugini. Oleh karena itu, Jokowi ingin mengontak PM Papua Niugini terlebih dulu untuk mempercepat proses pembebasan.
Saat ini, Menlu Retno juga sudah menawarkan bantuan Indonesia untuk upaya pembebasan dua WNI tersebut.
"Intinya kami siap membantu, dalam pembebasan sandera itu. tapi sekali lagi ini atas izin dari Papua Niugini. Kalau enggak ada izin, kita enggak bisa," kata Jokowi.
Dua WNI bernama Sudirman (28) dan Badar (20) diketahui disandera kelompok sipil bersenjata. Mereka merupakan penebang di perusahaan penebangan kayu di Skofro, Distrik Keerom, Papua Niugini. Selain menyandera Sudirman dan Badar, kelompok bersenjata itu juga menembak warga sipil lainnya, yakni Kuba.
Pada saat kejadian, Kuba sedang memotong kayu di Kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom. Ia mengalami luka tembak serta panah dan masih dirawat di RS Bhayangkari.
© Copyright 2024, All Rights Reserved