Perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) diperkirakan turun tajam dalam Pemilu 2004. Sebaliknya, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB) akan memperoleh tambahan suara yang signifikan.
"Perolehan suara di luar enam parpol tersebut, secara merata juga akan mengalami kenaikan," kata Mantan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sugito Suwito dalam pemaparan hasil simulasi statistiknya Politik dalam Angka dan Peta dalam seminar tentang peta politik Indonesia 2004 di Gedung BPS, Jakarta Pusat, kemarin.
Berdasarkan hasil simulasi tersebut, perolehan suara PDIP turun dari 35,7 juta pada Pemilu 1999 menjadi 30,5 juta, sedangkan PKB akan kehilangan 1,2 juta pemilih dari perolehan suara pada Pemilu 1999 yang mencapai 13,3 juta. Adapun PPP, perolehan suaranya pada Pemilu 2004 diperkirakan berkurang 400.000 dari perolehan suara pada Pemilu 1999 yang mencapai 11,4 juta suara.
Parpol yang akan mendapat tambahan suara yang signifikan adalah Partai Golkar dengan memperoleh tambahan sebanyak 5,8 juta suara. Pada pemilu sebelumnya, Partai Golkar memperoleh 23,7 juta suara. PAN dan PBB juga akan meningkat perolehan suaranya, masing-masing sebanyak 2 juta dan 1,5 juta suara. PAN pada Pemilu 1999 memperoleh 7,5 juta suara, sedangkan PBB memperoleh 2 juta suara.
Parpol di luar enam partai besar itu diperkirakan akan meningkat perolehan suaranya, dengan jumlah total mencapai 5,2 juta suara. Pada Pemilu 1999, parpol kecil lainnya itu memperoleh 12,1 juta suara.
"Jika Partai Golkar terlihat memperoleh tambahan suara yang signifikan, salah satu penyebabnya adalah program konvensi calon presiden yang ditawarkan Partai Golkar yang mampu merebut perhatian di kalangan intelektual," jelasnya.
Sedangkan parpol yang perolehan suaranya menurun, menurut Sugito, hal itu disebabkan oleh memudarnya citra parpol di mata masyarakat menyusul adanya problem internal parpol, tidak solid menghadapi lawan politik, perpecahan para pengurus sehingga mendirikan parpol baru, dan pimpinan parpol yang cenderung otoriter. Selain itu, kinerja parpol pemenang pemilu 1999 yang duduk di eksekutif banyak yang mengecewakan masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, anggota dari F-PDIP DPR Tjahjo Kumolo menyatakan seluruh hasil penelitian lembaga analisis, termasuk BPS, akan dijadikan masukan bagi PDIP dalam menghadapi pemilu mendatang.
"Paling tidak, PDIP akan berusaha mempertahankan jumlah perolehan suara Pemilu 1999. Jika kinerja lembaga eksekutif dikatakan mengecewakan sehingga berpengaruh pada PDIP, itu tidak dapat kami salahkan," tegasnya
© Copyright 2024, All Rights Reserved