Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, mengatakan, penguatan rupiah menunjukan bahwa fundamental perekonomian Indonesia terjaga di tengah gejolak ekonomi dunia saat ini.
"Kemarin kan ada reaksi berlebihan, padahal ekonomi kita fine," ujar Sofyan di Jakarta, Jumat (19/12).
Menurut Sofyan, gejolak ekonomi yang dimaksudnya adalah kekhawatiran pasar terhadap kebijakan Federal Reserve AS. Yakni terkait rencananya mempercepat kenaikan suku bunga acuan seiring tanda-tanda pemulihan ekonomi di negara adidaya itu semakin menguat.
“Koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam upaya stabilisasi nilai tukar rupiah akan terus dilakukan. Sehingga tren penguatan tersebut dapat terus berlanjut,” kata Sofyan.
Sebelumnya, kemarin Bank Sentral AS mengumumkan tidak akan menaikan suku bunga dalam jangka waktu dekat. Penegasan tersebut disambut baik sebagai sinyal positif bagi pasar keuangan internasional.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dirilis BI, Jumat (19/12), nilai tukar rupiah dipatok pada level Rp12.500 per dolar AS. Rupiah menguat dari posisi sehari sebelumnya pada level Rp12.565 per dolar AS. Penguatan ini merupakan yang tertinggi selama sepekan terakhir.
© Copyright 2024, All Rights Reserved