Tim dari Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) yang melakukan pelacakan artefak di kawasan Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat kembali menemukan sejumlah benda peninggalan kuno. Tim ini menemukan sebuah makam kuno serta sebuah menhir.
Ketua MARI, Ali Akbar, kepada pers, Senin (09/03) mengatakan, makam kuno dan Menhir tersebut ditemukan akhir pekan lalu, saat tim MARI tengah mempersiapkan kegiatan Lacak Artefak yang akan digelar 3-5 April mendatang.
Arkeolog yang juga anggota Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang ini menambahkan, temuan tersebut berkat informasi penduduk yang menemani tim MARI. Penduduk merasa pernah melihat batu tegak namun agak lupa lokasi persisnya lokasi tersebut.
Setelah dilakukan pencairan, akhirnya ditemukan ditemukan Menhir tersebut dalam posisi tertutup semak belukar. Dijelaskan Ali, Menhir ini berbeda dengan Menhir yang sudah ditemukan sebelumnya. Kali ini ukurannya lebih kecil.
“Batuan di Gunung Padang disebut juga columnar joint atau kekar tiang. Umumnya batu jenis ini bisa mencapai panjang 250 centimeter. Namun temuan kali ini berukuran sekitar 40 centimeter. Diameternya juga tidak besar dibandingkan columnar joint yang terdapat di situs Gunung Padang," ujarnya.
Ali menambahkan, ditemukan 2 batu tegak lainnya di dekat menhir tersebut. Jika dihubungkan kemungkinan membentuk bidang segi empat. “Temuan 4 menhir berukuran kecil yang membentuk bidang segi empat sebelumnya pernah terjadi di kawasan tersebut. Masyarakat menyebutnya sebagai Kuburan Kabayan," terang Ali.
Selain itu juga ditemukan makam yang pada nisannya bertuliskan huruf latin dan berbahasa Indonesia. “Terdapat kata "WAPAT". Lalu di bawahnya kemungkinan terdapat kata "H. ULOH". Di bawahnya lagi terdapat tulisan seperti "H. RABU". Siapa "H. ULOH" tidak ada masyarakat saat ini yang tahu," ujar Ali.
Arkeolog dari Universitas Indonesia ini mengatakan, makam kuno juga pernah ditemukan pada tahun 2012. Makam itu berhasil diidentifikasi dengan nisan bernama M. Hadiwinata. Tokoh tersebut meninggal pada tahun 1947 dalam usia 63 tahun.
“Penemuan makam itu menjadi menarik karena sejak Situs Gunung Padang ditulis dalam buku N.J. Krom tahun 1914, selanjutnya tidak ada berita mengenai situs tersebut.”
Ali menambahkan, pada tahun 1979, penduduk setempat melaporkan temuan situs yang ternyata pernah dicatat pada tahun 1914. “Apa yang terjadi antara tahun 1914-1979 atau dalam kurun waktu 65 tahun tidak ada yang tahu.
“Makam Hadiwinata memberi indikasi bahwa pernah ada komunitas yang tinggal di sekitar Gunung Padang pada awal abad ke-20. Di sekitar makam Hadiwinata ditemukan belasan makam lainnya," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved