Bila kedatangan beberapa tokoh GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dari Swedia melalui Bandara Polonia Medan berlangsung mulus, namun tidak demikian dengan tiga penasihatnya. Mereka dicekal oleh pemerintah dan harus segera meninggalkan Indonesia.
Tiga penasehat GAM itu adalah, William Nessen serta Damien Kingstary dan Edward Aspinall, dua orang dosen dari Australian National University.
Nessen sendiri adalah wartawan asal Amerika Serikat. Bersama dua rekannya, Nessen pernah masuk ke markas GAM di Aceh ketika konflik panas antara GAM dan Pemerintah.
Selanjutnya mereka ikut terlibat dalam perundingan tripartit di Helsinki, Finlandia. Bahkan mereka merasa dirinya berjasa membujuk GAM agar bersedia berkompromi dengan pemerintah RI. “Kami merasa heran, mengapa sekarang kami justru dilarang masuk ke Indonesia,” kata Nesson terhadap pencekalan atas dirinya itu.
Ketiganya berangkat dari Kuala Lumpur mempergunakan pesawat Air Asia dan tiba di Polonia sekitar pukul 8.20 bersama dengan kedatangan tokoh GAM dari Swedia yang datang dengan pesawat MAS.
Petinggi GAM yang tiba adalah Malik Mahmud, Zaini Abdullah, dan Bachtiar Abdullah bersama keluarga saat ini masih beristirahat di Hotel Tiara Medan untuk menunggu penerbangan lanjutan ke Banda Aceh pukul 15.00. Kecuali Bachtiar yang sudah lebih dahulu berada di Aceh, dua petinggi lainnya lama tinggal di Swedia. Mereka berencana melihat realisasi kesepahaman damai yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia beberapa waktu lalu.
Kedatangan rombongan yang berjumlah sembilan orang yang tanpa disertai pimpinan GAM Hasan Tiro ini disambut perwakilan GAM di Misi Pemantau Aceh (AMM), Irwandi Yusuf dan Sofyan Daud. Para petinggi GAM dari Swedia itu dijadwalkan tiba di Banda Aceh pukul 16.00 sore ini menggunakan pesawat Lion Air.
Selama di Banda Aceh mereka akan memantau penerapan MoU (kesepahaman damai) dan melihat perkembangan Rancangan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (RUU PA). Dalam agenda yang disusun panitia, para tokoh GAM itu akan berkunjung ke berbagai wilayah di Aceh selama 15 hari. Untuk selanjutnya setelah jadwal yang diberikan terserah kepada mereka apakah akan kembali ke Swedia atau tinggal selamanya di Aceh.
© Copyright 2024, All Rights Reserved