Isu yang menyebutkan presiden terpilih, Prabowo Subianto, akan meningkatkan utang negara hingga 50
Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas, Thomas Djiwandono, menegaskan Prabowo tidak menetapkan target untuk meningkatkan utang.
"Kami sama sekali tidak berbicara mengenai target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan formal," kata Thomas dikutip dari Reuters, Selasa (18/6/2024).
Thomas mengatakan, sebaliknya Presiden terpilih tengah fokus pada peningkatan pendapatan, peninjauan ulang pengeluaran, dan menyediakan ruang anggaran untuk program-program seperti makan siang gratis dengan membahas bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.
Menurut Thomas, Prabowo ke depannya akan mematuhi batasan-batasan hukum mengenai ukuran-ukuran fiskal. Ia bahkan mengklaim bahwa defisit pada tahun 2025 akan tetap berada di bawah 3% dari PDB.
"Penting untuk dicatat bahwa itu-lah mengapa Prabowo dan tim formalnya berbicara tentang kehati-hatian fiskal, karena hal itu sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut," kata Thomas.
Sebelumnya, dalam debat capres awal Januari lalu yang membahas tentang utang luar negeri, Prabowo sempat menyatakan tidak keberatan apabila besaran utang luar negeri Indonesia mencapai 50% dari PDB.
Menurut Thomas, angka tersebut masih dalam titik aman, asalkan utang digunakan untuk pembangunan industri atau produktif yang membuat pembahasan itu kembali mencuat di masyarakat jelang pelantikan presiden terpilih. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved