Majalah Time memasukkan nama Erwiana Sulistyaningsih, 23, tenaga kerja Indonesia yang disiksa majikannya di Hongkong, dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia. Time memuji keberanian Erwiana melawan majikan yang menyiksanya itu dan mendorong kota hongkong menerbitkan undang-undang perlindungan buruh migran perempuan.
Keberanian Erwiana ini, menurut Time, membuka mata dunia terkait perlakuan warga Hongkong terhadap para buruh migran. “Perempuan seperti inilah, yang berani berbicara untuk mereka yang tak bisa bersuara, yang akan membuat perubahan yang akan bertahan lama," ujar aktivis Kamboja, Somaly Mam menilai Erwiana.
Ia menilai, Erwiana berhasil mendorong adanya undang-undang baru untuk melindungi mereka yang bernasib sama dengan dirinya, dia menempatkan komunitas yang rapuh dan tak terlihat ini ke posisi yang kini bisa dilihat dunia.
Sementara itu, juru bicara Badan Kordinasi Migran Asia, Eman Villanueva mengatakan, pengakuan Time terhadap Erwiana ini membawa perhatian dunia terkait perlakukan buruk yang diterima para buruh domestik migran di Hongkong.
“Pengakuan Time ini membuktikan bahwa isu-isu pekerja domestik migran, perbudakan, eksploitasi dan kekerasan yang mereka alami adalah sesuatu yang harus diperhatikan dunia internasional," ujarnya.
Villanueva menambahkan aksi-aksi yang dilakukan Erwiana dan pengakuan Time terhadap dirinya akan sangat membantu pemberdayaan para buruh migran domestik korban kekerasan untuk bersuara. “Ini akan mendorong dan memperkuat korban-korban lainnya untuk terbuka dan berjuang untuk mendapatkan hak mereka serta mencari keadilan," ujar dia.
Di Hongkong, terdapat sedikitnya 300.000 pembantu rumah tangga, sebagian besar asal Indonesia dan Filipina. Dalam daftar yang dikeluarkan Time ini, termasuk di dalamnya Malala Yousafzai, remaja Pakistan yang selamat dari upaya pembunuhan yang dilakukan Taliban pada 2012 dan kini menjadi aktivis pendidikan untuk perempuan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved