Untuk mendekatkan pelayanan korban tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana membangun rumah sakit bergerak di 18 titik pada lokasi. Pasalnya, tak ada lagi tempat yang dapat dijadikan posko kesehatan, karena rumah dan bangunan rata dengan tanah.
Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih menyampaikan rencana tersebut usai melakukan peninjauan di titik yang terkena dampak gempa dan tsunami, bersama rombongan Wakil Presiden, Boediono, Rabu sore.
"Kita sudah meninjau satu lokasi di Munte Baru, Pagai Selatan, kondisinya cukup memprihatinkan karena rumah penduduk disana rata dengan tanah," katanya. Karena itu pihaknya merasa perlu membangun RS bergerak yang sewaktu-waktu dapat diibongkar.
Menkes menegaskan, pihaknya telah mengirimkan lima ton obat-obatan berbagai jenis. Bantuan tersebut katanya, sudah bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Menkes berharap, sesampainya di Padang, Dinkes Sumbar segera untuk mengkoordinasikan pendistribusian obat-obatan tersebut.
Menkes mengimbau semua pihak, baik relawan maupun pejabat lainnya yang hendak ke Mentawai agar terlebih dahulu meminum obat anti malaria, karena Mentawai merupakan daerah endemik malaria.
Sepi
Menurut Menkes, suasana perkampungan yang terkena dampak bencana itu terlihat sepi karena ditinggal penghuninya. “Yang terlihat hanya material bangunan rumah penduduk terhempas ke pinggiran hutan,”ujarnya.
Sutrisno, Deputi Kedaruratan BNPB membenarkan hal itu. Ia mengatakan, perkampungan yang terparah sudah ditinggal penghuninya karena banyak berada dipengungsian, di jalur evakuasi di Kecamatan Pagai Utara, dan Pagai Selatan.
Desa terparah itu, katanya, diantaranya Masukat, Batiat, Bulat Munggu dan Sibogunang di Kecamatan Pagai Utara dan Desa Bulak Siat dan Desa Tiup Kecamatan Pagai Selatan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved