Pemerintah Bosnia telah mengusir 2 diplomat Iran atas tuduhan melakukan kegiatan mata-mata, termasuk menghubungi seorang tokoh berhaluan keras. Diplomat Iran, Hamzeh Doolab Ahmad dan Jadidi Sohrab, dinyatakan persona non grata dan telah meninggalkan wilayah Bosnia.
"Sebagai anggota-anggota personel diplomatik, mereka telah menggunakan status diplomatik mereka untuk kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi diplomatik mereka dan Konvensi Wina mengenai hubungan diplomatik," demikian pernyataan kementerian keamanan Bosnia pada Kamis (16/05).
Kementerian itu tidak menjelaskan secara terinci atau menyebutkan kapan kedua diplomat itu meninggalkan Bosnia. Namun, satu sumber di kementerian yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan kedua diplomat tersebut dituduh melakukan aksi mata-mata. Keduanya dituding melakukan kegiatan mencurigakan lainnya yang bertentangan dengan konstitusi Bosnia. "Kedua orang itu menjabat sebagai sekretaris kedua dan ketiga di kedutaan," ujar sumber itu.
Sumber menambahkan bahwa kedua diplomat, khususnya Sohrab, menghubungi Nusret Imamovic yang merupakan seorang pemimpin pengikut Wahhabisme Bosnia. "Kontak-kontak semacam itu dianggap sebagai spionase," kata sumber tersebut.
Muslim Bosnia yang mencapai sekitar 40 persen dari penduduk Bosnia yang berjumlah 3,8 juta jiwa itu sebagian besar berhaluan moderat. Negara bekas republik Yugoslavia itu juga menjadi tempat tinggal minoritas kecil pengikut Wahhabisme. Sarajevo menindak anggota-anggota gerakan itu yang jumlahnya sekitar 3.000 orang.
Ketika dihubungi AFP, Kedutaan Besar Iran menyatakan bahwa mereka tidak memiliki reaksi atas pengusiran diplomat-diplomat tersebut oleh pihak berwenang Bosnia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved