Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menghadiri Pertemuan dengan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Pertemuan ini menjadi salah satu agenda dalam Forum WSIS 2024 di Jenewa Swiss.
Dalam kesempatan tersebut, Budi membahas terkait pentingnya peran negara berkembang, seperti Indonesia, untuk memperkuat posisi dalam rantai pasok teknologi digital global.
"Pemerintah juga mengajak UNESCO untuk bekerja sama dalam memperkuat tata kelola internet yang akuntabel," demikian keterangan resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, dikutip Kamis (30/5/2024).
Di samping itu, Budi juga kembali mengajak seluruh pihak, termasuk UNESCO untuk memberikan dukungan pada pengembangan talenta digital di Tanah Air.
Sementara itu Asisten Direktur Jenderal Bidang Ilmu Sosial dan Kemanusiaan Gabriela Ramos, mewakili UNESCO, menyambut baik pokok-pokok pertemuan yang disampaikan Budi. Ia juga menekankan pentingnya posisi Indonesia dalam mengedepankan tata kelola dan etika AI.
Gabriela berharap Indonesia bersedia menjadi tuan rumah Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence tahun 2025.
"Lebih dari 70 delegasi negara setingkat menteri dan unsur penting lainnya telah menghadiri Forum tersebut di Slovania pada Februari 2024. UNESCO memastikan dukungan penuh dalam penyelenggaraan Forum Global tersebut," tulis keterangan resmi Kemenkominfo.
Saat ini, UNESCO juga telah meluncurkan program Readiness Assessment Methodology (RAM) di Indonesia. RAM merupakan instrumen asesment untuk mendukung negara-negara anggota dalam pengembangan AI sesuai prioritas suatu negara.
Dengan memberikan kajian terperinci, RAM akan menghasilkan rekomendasi konkret untuk tata kelola AI di Indonesia. Adapun RAM mencakup serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang ekosistem AI suatu negara, antara lain dimensi hukum dan peraturan, sosial dan budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta dimensi teknologi dan infrastruktur. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved