European Investigative Order (EIO) yakni semacam Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Uni Eropa mulai menyelidiki kasus pembelian 12 unit pesawat Mirage 2000-5 dari Angkatan Udara Qatar ke Indonesia yang dinilai janggal.
Pesawat-pesawat tersebut rencananya akan dikirim pada Januari 2025.
Ada pun kontrak pembelian pesawat-pesawat bekas senilai 792 juta dolar AS itu ditandatangani tahun 2023 lalu oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI dengan Excalibur International, sebuah unit dari perusahaan pertahanan Ceko Czechoslovak Group (CSG). Perusahaan yang dimiliki keluarga Strnad.
Dikutip dari tulisan investigatif website MSN.com melaporkan, Group of States Against Corruption (GRECO), telah mengirimkan telegram ke Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Jakarta pada tanggal 25 Januari.
Jurnalis MSN.com, Jhon William, yang membuat laporan tersebut, menyatakan, GRECO menginformasikan ke Kedubes AS di Indonesia, bahwa European Investigative Order (EIO) telah membuka penyelidikan terhadap perusahaan Ceko tersebut yang terlibat dalam pembelian pesawat tersebut.
"Ini adalah bagian dari penyelidikan yang lebih luas terhadap Qatar yang membeli pengaruh di antara anggota Parlemen Eropa untuk mempromosikan kepentingannya," tulis Jhon William.
Menurut dia, Telegram dari GRECO ke Kedubes AS di Jakarta tersebut meminta bantuan Departemen Luar Negeri AS dalam penyelidikan mereka terhadap “korupsi di Kementerian Pertahanan Indonesia, dan khususnya yang berkaitan dengan Qatar.”
MSN.com juga melaporkan bahwa pihak Qatar pun sangat marah karena kesepakatan pembelian pesawat tempur ditunda akibat liputan media yang negatif mengenai kesepakatan tersebut. Sebab hal itu juga menunjukkan kesan buruk pada Qatar.
“Ada kemungkinan bahwa pengungkapan dari investigasi kami membuat rekam jejak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan diteliti lebih detail," tulis Jhon William yang menulis laporan tersebut.
Menurut dia, masyarakat Indonesia berhak mengetahui kebenarannya, sebelum mereka menuju tempat pemungutan suara (TPS) pada 14 Februari 2024. Tujuannya agar masyarakat mendapatkan informasi yang lebih baik saat memilih.
MSN.com menyebutkan, berapa umur pesawat Mirage dari Angkatan Udara Qatar tidak jelas Namun menurut situs Dassault Aviation yang memproduksi Mirage 2000, pesawat tempur ini dioperasikan pertama kali pada tahun 1980.
Meskipun Mirage 2000-5 tidak lagi diproduksi, namun Kemenhan Indonesia mengklaim pesawat-pesawat tersebut akan dilengkapi dengan layanan dukungan dan pelatihan pilot selama 3 tahun.
MSN.com juga menyoroti kejanggalan dari sisi harga. Bila total kontrak pembelian sebesar 792 juta dolar AS, berarti satu unit Mirage bekas itu dihargai sebesar 66 juta dolar AS.
Angka ini dinilai janggal dan patut dipertanyakan. Sebab pada tahun 2009 lalu, Qatar pernah menawarkan pesawat tersebut untuk Indonesia tanpa harus membayar.
Namun Menteri Pertahanan Indonesia saat itu, yakni, Juwono Sudarsono, menolak dengan pertimbangan biaya pemeliharaannya akan lebih mahal.
MSn.com melaporkan, pembelian pesawat tempur Mirage dari Qatar ini membuat marah kalangan DPR RI. “Apa yang begitu mendesak sehingga kita harus membeli jet bekas dan tua?” kata Anggota DPR Tubagus Hasanuddin.
Tubagus mengaku heran mengapa Prabowo begitu tertarik membeli pesawat tua yang harganya mahal dari Qatar.
Berdasarkan informasi, dari tahun 1990-an hingga 2007, Dassault Aviation menjual Mirage 2000 dengan kisaran harga, antara 23 juta dolar AS hingga 35 juta dolar AS per unit. Itu adalah harga pesawat baru.
Apabila dibandingkan harga tersebut dengan harga pembelian yang disetujui Menhan Prabowo untuk pesawat berusia tua yang perlu perawatan serius adalah 66 juta dolar AS. Hampir dua kali lipat lebih mahal.
“Kadang-kadang, ketika harga suatu aset dibayar dengan harga yang melambung, ada korupsi di dalamnya. Itulah titik awal bagi kami untuk melihat lebih detail kesepakatan ini. Prabowo memastikan Qatar mendapatkan kesepakatan ekstra manis yang tidak didapat pada tahun 2009,” tulis MSN.com lagi dalam laporan yang ditulis Jhon William.
MSN.com mengajukan pertanyaan mengenai niat Prabowo di balik pembelian pesawat Mirage bekas itu kepada sumber yang mengenal baik seorang yang berpengaruh di Qatar.
Menurut informasi yang diperoleh MSN.com, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) tengah bersaing untuk mendapatkan pengaruh di pusat kekuasaan Indonesia.
Ketika Prabowo pergi ke Uni Emirat Arab untuk membeli pesawat tempur Mirage, pihak Qatar mengetahui hal tersebut dan memutuskan untuk menawarinya kesepakatan yang lebih baik.
“Mereka tahu bahwa Prabowo tertarik untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia. Jadi ketika Prabowo mengunjungi Doha pada Januari 2023, Qatar menawarinya pesawat Mirage beserta potongan 7% dari kesepakatan untuk mendanai kampanye pemilunya,” tulis MSN.com.
Hal ini, menurut sumber anonim yang bersedia berbicara tanpa menyebut nama, disetujui secara pribadi oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Qatar Khalid bin Mohammed Al Attiyah.
“Suap sebesar 7% itu menghasilkan 55,4 juta dolar AS, lebih dari cukup untuk mendanai kampanye presiden Prabowo," sebut Jhon William.
Menurut beberapa pengungkap fakta (whistleblower), Prabowo diberi uang tunai sebesar 20 juta dolar AS pertama dalam sebuah jet pribadi di Bandara Doha,” tulis MSN.com lagi.
Pertanyaan berikutnya adalah mengapa Qatar memberikan suap kepada calon presiden di Indonesia?
“Sumber kami mengatakan bahwa Qatar memandang hal ini sebagai investasi untuk masa depan dan serupa dengan pendekatan mereka di wilayah lain di Asia dan Afrika. Jika Prabowo berhasil memenangkan pemilu, kata sumber kami, masyarakat Qatar dapat mengandalkan presiden Indonesia untuk membalasnya kapan pun diperlukan,” pungkas Jhon William. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved