Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin membantaj rumor yang menyebutkan ada rivalitas ataupun persaingan antara Kejaksaan Agung (Kejagung) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dam Kepolisian RI (Polri) terkait pengungkapan kasus-kasus korupsi.
"Sedari awal pembentukan KPK memang sengaja dilakukan lantaran saat itu penegakan hukum terhadap kasus korupsi masih sangat lemah," kata Burhanuddin, Kamis (6/2/2025) malam.
Menurut Burhanuddin, kehadiran KPK ketika itu diharapkan dapat memicu Kepolisian dan Kejaksaan untuk dapat berbenah dan mengungkap kasus-kasus korupsi di Indonesia.
"KPK dibentuk karena penegakan hukum penanganan korupsi pada waktu sebelumnya itu kejaksaan lemah. Polisi lemah, jaksa lemah dalam pengungkapan korupsi. Maka untuk memicu dua institusi ini didirikan KPK," sebut Burhanuddin.
Jadi, kata Burhanuddin, sebenarnya tidak ada (persaingan). Sekarang Kejaksaan sudah mulai bangkit, begitu juga dengan kepolisian.
"Kami (Kejaksaan) bagaimana mengungkap perkara-perkara. Alhamdulillah kami sudah sudah siap. Saya mengharapkan ke depan kami akan lebih bersinergi lagi," kata Burhanuddin.
Burhanuddin mengatakan, kejaksaan bersama aparat penegak hukum lainnya berkomitmen penuh menindak aksi-aksi korupsi yang ada di Indonesia.
Komitmen itu sejalan untuk menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto yang sebelumnya menyebut masih ada kebocoran keuangan negara hingga 30% dari APBN.
"Kami sama-sama kok, kami ingin berbakti kepada negara bagaimana menghabisi korupsi di negara ini, yang kalau katanya Pak Prabowo kemarin, ada kebocoran-kebocoran 30% dari APBN," kata Burhanuddin.
Burhanuddin berharap sinergitas antara aparat penegak hukum dapat terjalin dan terus ditingkatkan. Khususnya dengan KPK yang berada di bawah kepemimpinan baru Setyo Budiyanto Cs.
"Saya mengharapkan bersinergi dengan KPK yang pimpinan yang baru, komisioner yang baru, kita lebih bersinergi untuk mengungkap lebih," pungkas Burhanuddin. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved