Dalam beberapa hari ke depan, kawasan timur Indonesia diminta untuk mewaspadai kemungkinan munculnya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, dan gelombang laut dengan tinggi mencapai 4 meter. Cuaca tersebut merupakan dampak dari munculnya siklon tropis Sanba di Samudera Pasifik Barat. Badai tropis Sanba ini adalah yang pertama di bulan September.
Disampaikan Kepala Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) A.Fachri Radjab, M.Si, kepada politikindonesia.com, Selasa (11/09), Badai Sanba saat ini muncul di Samudera Pasifik Barat, tepatnya sebelah timur Filipina.
Bibit badai tropis Sanba pertama kali terdeteksi pada Senin (10/09) kemarindan memasuki kategori badai tropis (kecepatan angin maksimum di pusatnya sebesar 65 km/jam) pada hari ini, Selasa (11/09).
Dari pantauan BMKG, posisi badai tropis Sanba saat ini di Samudera Pasifik Barat sebelah timur Filipina sekitar 9.4 lintang utara dan 134.0 bujur timur. Pusat badai itu berjarak sekitar 1140 km sebelah utara Manokwari, Papua Barat. “Badai ini berkekuatan 65 km/jam dan cenderung bergerak ke Barat Laut menjauhi wilayah Indonesia,” terang dia.
Fachri menjelaskan, meskipun berada jauh dari wilayah Indonesia, badai ini kemunculan badai Sanba ini secara tidak langsung dapat memberikan dampak berupa hujan ringan hingga sedang di Kalimantan Barat bagian Utara, Kalimantan Timur bagian Utara, Sulawesi Tengah, Maluku bagian Tenggara dan Selatan, Papua Barat, Papua bagian Tengah dan Selatan.
Disamping itu, ketinggian gelombang laut di perairan Indonesia juga ikut terpengaruh. BMKG memperkirakan, di Laut Maluku bagian utara, Perairan Kep. Talaud, Perairan Ambon, Laut Banda bagian utara, Perairan Kep. Kai, Perairan Kep. Aru, Perairan Kep. Tanimbar, Perairan Agats Amamapare, Laut Arafuru bagian barat, Samudera Pasifik sebelah utara Halmahera dan Papua Barat ketinggian gelombang sekitar 2 – 3 meter.
“Sedangkan tinggi gelombang mencapai 3 – 4 meter perlu diwaspdai di Laut Arafuru bagian tengah dan timur, Perairan selatan Yos Sudarso – Merauke,” ujar dia.
BMKG memprediksi, dalam satu hari kedepan, intensitas badai tropis Sanba masih cenderung tetap. Namun, dalam dua hingga tiga hari ke depan, kekuatannya mulai meningkat dengan pergerakan cenderung ke barat laut menjauhi wilayah Indonesia.
“Seiiring pergerakannya yang semakin menjauhi wilayah Indonesia dalam 3 hari kedepan, pengaruhnya terhadap cuaca di Indonesia juga mulai menurun,” terang dia.
Berdasarkan data klimatologis siklon tropis tahun 1977 – 2009 di utara Indonesia (0-40N 90- 145E), rata-rata kejadian siklon tropis di bulan September adalah 4 kejadian. Musim siklon di utara Indonesia dimulai pada bulan April dan berakhir pada bulan November dengan kejadian siklon tropis terbanyak pada Agustus dengan 5 kejadian.
A.Fachri Radjab, M.Si. , Kepala Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis BMKG
© Copyright 2024, All Rights Reserved