Komunitas lesbian, gay, biseks dan transgender (LGBT) saat ini tengah menjadi sorotan. Persoalan yang muncul bukan karena keberadaan mereka. Namun upaya promosi yang mengarah pada mengajak orang lain untuk bergabung dengan komunitas tersebut.
Di media sosial saat ini sedang hangat membicarakan akun kelompok LGBT yang secara terang-terangan pamer kemesraan sesama jenis. Bahkan, akun tersebut mengklaim sudah berhasil mengajak anak-anak di Jakarta dan sekitarnya untuk mengikuti gaya mereka dan bergabung dalam komunitas tersebut. Perkembangan ini, mencemaskan para orangtua yang tak mau anak-anaknya terjerumus dalam ajakan LGBT.
Kerisauan itu ditanggapi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise. Ia menyebut, komunitas LGBT merupakan ancaman serius bagi bangsa. Komunitas ini tidak boleh dibiarkan berkembang dan diberikan ruang untuk segala aktivitasnya. LGBT tidak hanya mengancam orang dewasa, tapi anak-anak juga perlu diperhatikan.
“Saya pribadi menolak keras adanya LGBT, terutama di kalangan anak-anak. Karena ini adalah modus baru yang membuat kami dan kementerian lainnya kaget. Kami dan kementerian lain sepakat untuk melakukan pertemuan dan membicarakan hal ini," ujar dia kepada politikindonesia.com di Jakarta, Senin (15/02).
Kepada Elva Setyaningrum, perempuan kelahiran Manokwari, 1 Oktober 1958 ini bicara sola fenomena LGBT yang kini menjadi sorotan banyak pihak. Profesor Universitas Cendrawasih ini bertekad akan berupaya menghentikan penyebaran LGBT yang disebut mendapat kucuran dana dari UNDP tersebut. Berikut petikan wawancaranya.
Komunitas LGBT sedang menjadi sorotan, apa pendapat anda?
LGBT merupakan hal yang tabu di Indonesia. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika terjadi pro dan kontra terhadap kehadiran komunitas tersebut.
Saya mendorong perlunya kajian dalam menanggapi kasus LGBT karena masyarakat Indonesia terdiri atas banyak agama. Bagi orang dewasa yang tergabung dalam komunitas LGBT sudah banyak. Namun, untuk anak-anak saat ini baru muncul dan masih berkembang.
Ada indikasi komunitas ini mengajak anak-anak?
Disinyalir sudah ada ribuan anak-anak keliatannya tergabung dengan komunitas ini. Oleh karena itu, saya akan bersama Kementerian Pendidikan dan Budaya untuk membahas LGBT di kalangan anak-anak. Ini memang bukan tugas kita penuh, tapi kita harus tetap melindungi mereka dari modus dan situs promosi LGBT.
Melalui promosi online dan di jejaring sosial, komunitas LGBT terus berupaya mempengaruhi banyak pihak untuk pengakuan mereka dalam legalitas bersosialisasi dengan masyarakat Indonesia. Namun sebagian masyarakat dan pejabat pemerintahan mengetahui bagaimana LGBT dapat menjadi bahaya yang nyata bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pasalnya LGBT adalah satu hal yang melawan alam.
Apa yang Anda lakukan untuk menghentikan perkembangan komunitas LGBT?
Saya akan meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk memblokir situs atau akun media sosial yang mempromosikan LGBT yang disinyalir menyasar anak-anak. Kita harus lakukan itu untuk melindungi anak-anak sebagai penerus bangsa.
Saya ingin sekali sidak ke sekolah-sekolah untuk melihat perkembangan anak-anak di sekolah. Saat kunjungan ke sekolah nanti, saya akan mengingatkan kepada guru dan warga sekolah untuk mewaspadai kelompok anak-anak yang tergabung dalam komunitas LGBT. Selain itu, pemberian fasilitas free wifi di sekolah-sekolah juga harus bisa diblokir.
Ancaman penyebaran LGBT, bagaimana peran orangtua?
Sudah jelas, peran orangtua harus melindungi anaknya. Hukumnya wajib dilakukan. Baik atau buruknya prilaku anak, tergantung bagaimana orangtua memberikan pola asuh serta didikan yang baik kepada anak-anaknya. Dalam hal ini pengaruh orangtua sangat besar terhadap tingkah laku anak mereka.
Misalnya, mengontrol penggunaan gadget dengan membatasi pemakaiannya, Misalnya, sehari hanya dua jam, jangan membuka situs pornografi dan lain-lain.
Anda tidak setuju dengan kehadiran komunitas LGBT?
Saya menolak keras semua kegiatan LGBT, apalagi menyasar anak-anak. Kalau orang dewasa, kita melihat dari UU sementara Indonesia menerapkan undang-undang perkawinan berbeda jenis dan tidak ada UU perkawinan sesama jenis. Hal-hal di luar UU yang datang itu merupakan pengaruh dari luar.
Di negara kita, LGBT masih kontroversial isunya. Ada yang menerima dan ada yang tidak menerima. Jadi topik ini ini harus dibuka ke publik. Harus ada kajian komprehensif karena kita datang dari berbagai agama. Kita membuka isu untuk merespon. Kalau memang seluruhnya menyetujui bisa dipertimbangkan, kalau tidak kami membutuhkan waktu untuk memikirkan lagi.
Bagaimana menangani anak yang terjerumus pergaulan komunitas LGBT?
LGBT sebenarnya berhak berobat dan berhak pula untuk hidup bersama yang lain. Jadi bukan untuk mendiskreditkan atau mendiskriminasi. Namun, bila anak dalam keluarga kita ada yang terjerumus dalam komunitas LGBT, sebaiknya orangtua merangkul dan memberikan perbaikan kehidupan bagi anak-anaknya.
Selain itu, orangtua harus bisa menerima kondisi bahwa anaknya sedang mengalami sakit sosial. Kebanyakan dari orangtua justru menolak kondisi itu.
Pola pikir itu harus diubah, orang tua harus menerima kondisi yang ada dan memperbaiki sang anak kembali pada jalan yang seharusnya.
Sebagai langkah antisipasi, sebaiknya orangtua sedini mungkin memperhatikan tumbuh kembang anak. Di usia 5 tahun, sepatutnya orangtua mengajarkan sesuatu hal baru kepada anak. Diusia itu, momentum dimana anak meng-copy paste tingkah laku orang lain. Dia akan mengikuti apa yang orang lain lakukan dan dia akan mencontohnya. Celaka jika dia mengikuti contoh yang salah. Sebaiknya orangtua juga harus lebih memperhatikan lingkungan sekitar anak.
Kabarnya UNDP menggelontorkan dana jutaan dolar untuk advokasi LGBT di Indonesia, tanggapan anda?
Saya memang membaca beritanya kalau UNDP mengucurkan sebesar US$8 juta untuk advokasi LGBT. Dana program LGBT untuk 2014 hingga 2017 itu dialokasikan demi mendukung kampanye LGBT di 4 negara Asia, yakni Indonesia, Filipina, Thailand, dan Cina. Namun hingga saat ini saya belum mengetahui kebenaran informasoisoal dana itu. Karena saya memang belum tahu banyak kampanye ini, jadi belum bisa berkomentar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved