Representasi perempuan dalam bidang politik dapat dikatakan masih jauh dari harapan. Afirmasi keterwakilan perempuan sebanyak 30% di parlemen tak selalu bisa dipenuhi partai politik (parpol).
Meski demikian, tak sedikit juga perempuan yang berhasil menembus posisi-posisi strategis dalam dunia politik dan pemerintahan. Salah satunya adalah Angela Tanoesoedibjo. Anak perempuan dari Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo, ini sepertinya mewarisi bakat sang ayah di dunia politik.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana di University of Technology Sydney dan meraih gelar Master dari University of New South Wales, Australia, Angela sempat memimpin berbagai jabatan strategis di RCTI, MNC dan Global TV. Kini Angela memperluas pengabdian politiknya ke pemerintahan sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Tak banyak perempuan seberuntung Angela untuk langsung menembus jantung politik dan pemerintahan. Angela terus menyiapkan berbagai cara untuk mengajak lebih banyak perempuan terlibat dalam dunia politik.
Berikut wawancara Endah Lismartini dari politikindonesia.id dengan Angela Tanoesoedibjo, Ketua Harian Nasional Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ditemui di kantor DPP Partai Pelindo, Menteng, Jakarta Pusat.
Bagaimana komentar Anda tentang jumlah perempuan yang belum terlalu banyak di dunia politik?
Ya ini merupakan tantangan tersendiri. Saya sebagai perempuan yang cukup aktif di dunia politik, saya justru ingin mengajak seluruh kawan-kawan perempuan untuk lebih aktif lagi. Saya kira peluangnya sudah terbuka. Kami dari Partai Perindo, juga sangat menyambut kalau ada perempuan yang ingin berkarya di dunia politik.
Negara melalui Undang-undang sudah memberikan afirmasi 30% untuk keterwakilan perempuan. Tapi mengapa sepertinya jumlah itu tidak bisa meningkat lagi?
Betul. Sudah ada afirmasi 30% untuk keterwakilan perempuan di parlemen, yang harus dipatuhi oleh parpol.
Tapi sepertinya belum ada peningkatan lagi. Kira-kira, apa yang jadi kendalanya?
Saya kira peningkatan tetap ada ya. Tapi begini, setengah populasi dari negeri ini adalah perempuan. Hal terpenting adalah bagaimana kita bisa mendorong bahwa perempuan itu memiliki banyak peluang, tidak hanya di politik tapi di berbagai sektor swasta juga.
Ini juga pekerjaan rumah kita. Jadi bukan hanya di politik. Kalau kita lihat di sektor swasta, peran perempuan di posisi-posisi strategis juga kurang. Jadi bukan hanya di sektor publik, tapi juga di sektor privat. Kalau saya sendiri selalu mendorong representasi dan partisipasi. Termasuk juga mengajak anak-anak muda dan generasi muda mulai aktif terlibat.
Jadi saya pikir, kami dari Perindo menawarkan kepada anak muda untuk magang, untuk masuk dalam komunitas dan aktif berorganisasi. Dari situ kita akan terus mengakumulasi kapabilitas kita yang akhirnya bisa menghantarkan kita ke posisi-posisi yang lebih strategis.
Bentuk konkretnya seperti apa untuk mengajak perempuan mau aktif di dunia politik?
Kalau saya dari sisi personal, kalau yang saya kenal saya selalu mengajak, mentorship, dan mendorong kalau mereka memang ada keinginan ke sana. Kalau dari sisi profesional, kami membuka wadah untuk magang, mengajak berorganisasi bersama. Saya kira dengan mulai aktif, ini bisa meningkatkan kredibilitas dan menambah pengalaman-pengalaman yang akhirnya bisa mengantarkan mereka pada posisi-posisi yang lebih baik.
Dari sudut pandang pribadi, bagaimana Anda melihat politik Indonesia hari ini, terutama untuk perempuan?
Kalau dibandingkan yang dulu, saya kira banyak perbaikan tapi masih banyak yang perlu kita kerjakan untuk meningkatkan partisipasi perempuan di politik. Tapi saat ini sudah banyak perempuan yang bisa kita jadikan figur dan inspirasi. Banyak menteri perempuan yang hebat, politikus perempuan yang hebat, saya kira mereka bisa kita jadikan role model untuk kita bisa berjuang lebih baik lagi.
Kalau untuk Anda sendiri, apa yang membuat Anda tertarik terjun ke politik?
Saya kira politik adalah wadah yang penting untuk kita bisa membawa perubahan yang signifikan di republik ini. Jadi kalau saya lebih ke arah, saya ingin bisa memberikan kontribusi lebih, maka dari itu saya memilih jalur politik ini.
Saat ini Anda juga menjabat sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Menurut Anda, mana yang lebih memberi kontribusi besar untuk perubahan negara, jalur politik atau pemerintahan?
Saya bisa berada di posisi Wamenparekraf kan karena dari jalur politik. Jadi menurut saya itu adalah dua hal yang berkesinambungan dan paralel. Saya melihat sendiri, dengan saya kemarin dan hingga saat ini masih menjabat sebagai Wamenparekraf, banyak hal yang bisa kita kontribusikan bersama secara institusi kepada masyarakat parekraf.
Ini juga bisa saya sampaikan, buat kawan-kawan yang ingin berkontribusi lebih pada negara, maka partai politik juga bisa menjadi salah satu jalurnya. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved