Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2017 yang diadakan di 101 daerah berjalan dengan sangat kondusif. Pilkada serentak berlangsung aman dan lancar bahkan jauh dari kerawanan sosial.
Anggota Komisi Il DPR RI Hetifah Sjaifudian mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja keras, baik Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat dan daerah pengurus TPS, serta TNI dan Polri yang telah bekerja sesuai amanat UU No.10/2016 tentang Pilkada.
"Saya memberikan acungan jempol karena penyelenggaraan pilkada serentak ini berjalan aman, lancar dan meriah. Walaupun isu sosial, kesetaraan dan kemanusiaan sangat kental terasa namun, partisipasi civil society yang ikut mengawasi jalannya pilkada telah mengikis praktik kecurangan dan ketidakjujuran," ujar politisi perempuan dari Partai Golkar tersebut kepada politikindonesia.com di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (16/02).
Kepada Elva Setyaningrum, perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, 30 Oktober 1964 ini memberikan apresiasi terhadap tingginya antusiasme masyarakat ikut terlibat pada pilkada 2017.
Anggota DPR dari daerah pemilihan Kalimantan Timur ini mengatakan, penyandang disabilitas, lansia dan yang sedang sakit pada Pilkada kali ini juga mendapat perlakuan khusus.
Berikut petikan wawancara dengan sarjana Planologi Institut Teknologi Bandung yang kini menjabat Wasekjen Partai Golkar tersebut.
Bagaimana Anda melihat tingkat partisipasi masyarakat pada pilkada kali ini?
Secara pribadi, saya mengapresiasi angka partisipasi pemilih yang tinggi. Bahkan di Aceh dan Jakarta, partisipasinya naik cukup signifikan. Padahal, kedua daerah itu dinilai ada kerawanan keamanan.
Apa ada masalah krusial dalam Pilkda Serentak ini?
Tidak ada. Meski begitu, ada sejumlah catatan. Seperti di berbagai wilayah masih ditemukan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang belum akurat. Bahkan beberapa pemilih juga belum memiliki e-KTP. Namun, penyelenggara telah berupaya mengantisipasi dan memberi solusi jangka pendek untuk menjamin hak pilih semua warga bisa digunakan.
Bagaimana dengan penyandang disabilitas dan lansia?
Kami melihat ada perlakuan khusus yang diberikan bagi para penyandang disabilitas, lansia dan mereka yang sakit, agar dapat menggunakan hak pilihnya. Itu kita apresiasi.
Standar proses dan etika pemilihan dijalankan sesuai dengan peraturan perundangan. Memang peraturan perundangannya banyak perbaikan dibandingkan dengan Pilkada Serentak Desember 2015.
Soal keterwakilan perempuan pada pilkada serentak ini, menurunt anda bagaimana?
Menurut saya keterwakilan perempuan dalam pilkada kali ini masih sangat kurang. Oleh karena itu, saya mendorong keterwakilan perempuan. Banyak isu yang bisa diwakili lebih baik oleh perempuan. Selain itu, keterwakilan perempuan mampu melindungi dan menyuarakan aspirasi perempuan di Indonesia.
Berdasarkan catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pilkada 2017 ada 44 perempuan yang ikut berkompetisi. Mereka bersaing di 28 kabupaten, 9 kota, dan 4 provinsi. Namun, jumlah itu masih tergolong sedikit, karena pilkada serentak 2017 dilangsungkan di 101 daerah.
Perwakilan perempuan kali ini mengalami penurunan dibanding pilkada sebelumnya. Pada 2015, Pilkada dilangsungkan di 265 daerah dengan 123 calon perempuan.
Apa harapan anda terhadap para pemenang Pilkada kali ini?
Saya berharap mereka bisa menjalankan tugasnya dengan untuk membangun daerah. Mereka harus menjaga integritas dan mewujudkan janji-janji saat kampanye.
Selamat kepada warga yang sudah menjalan pesta demokrasi dan mendapatkan pemimpin yang baru. Saya berharap mereka yang terpilih itu bisa amanah menjaga mandat yang dipercayakan.
Khusus calon dari kader Golkar, kami akan terus memantau kinerja eksekutif kader Golkar dan memberikan pendampingan serta dukungan apabila diperlukan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved