Perdana Menteri Australia Tony Abbott bereaksi penuh emosi atas laporan PBB yang mengkritik kebijakan detensi Australia. Menurut Abbot, rakyat Australia sudah muak dikuliahi oleh PBB.
The Guardian edisi Senin, (09/03), melaporkan Australia secara sistematis melanggar Konvensi Internasional Menentang Penyiksaan, dengan menahan anak-anak di detensi imigrasi. Australia, menempatkan para pencari suaka dalam situasi berbahaya dan kondisi kekerasan di Pulau Manus.
Laporan itu dijadwalkan untuk dikirim pada Dewan HAM PBB, Senin. Pelapor khusus PBB, Juan Mendez, telah melakukan investigasi tuduhan penganiayaan dan pelecehan di 68 negara. Untuk Australia, keprihatinan terbesar adalah pada penanganan para pencari suaka.
Menurut PBB, Pemerintah Australia disebut gagal menyediakan kondisi penahanan yang layak, praktik penahanan terhadap anak, melanggar hak para pencari suaka termasuk anak-anak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi.
Dua pencari suaka di Pulau Manus, mengaku diikat pada kursi oleh petugas keamanan. Kemudian diancam dengan kekerasan fisik dan pemerkosaan, jka menolak untuk mengakui pernyataan terkait kasus pembunuhan.
“Kami juga menemukan ada dua kebijakan pemerintah, yang berpotensi melanggar hukum internasional, karena mengatur penghentian pencari suaka di tengah laut,” kata Mendez.
Ditanya tanggapannya tentang laporan itu, Abbott mengatakan, wakil PBB akan memiliki lebih banyak kredibilitas, jika mereka mau memberikan nilai positif bagi pemerintah Australia. "Saya sungguh berpikir bahwa rakyat Australia merasa muak dikuliahi oleh PBB," ujar Abbott
© Copyright 2024, All Rights Reserved