Agen independen pemerintah AS yang mengelola pegawai sipil pemerintah federal, Office of Personnel Management (OPM), kemarin, Kamis (04/06), menyebutkan, data 4 juta pekerja dan mantan pekerja federal Amerika Serikat (AS) telah diretas. Badan Intelejen AS menuding Tiongkok berada di balik kejadian ini.
OPM telah mengingatkan agar para pegawai yang berpotensi menjadi korban pembajakan, segera mengecek laporan keuangannya dan meminta laporan kredit terbaru.
Para pejabat AS meyakini, ini bisa menjadi pembobolan terbesar pada jaringan komputer pemerintah. Pembobolan tersebut terjadi di hampir semua dinas dan agen pemerintah federal.
Penyeledikan atas peretasan data pegawai ini terus berlangsung, dan ada kemungkinan jumlah data pegawai yang diretas akan lebih banyak lagi.
Badan intelejen AS Kamis malam menyatakan, para penyidik AS yakin bisa melacak keterlibatan pemerintah Tiongkok dalam pembajakan data ini. Para hacker yang bekerja untuk militer Tiongkok diyakini tengah menyusun sebuah database warga AS dalam skala masif. Namun, belum jelas betul apa tujuan penyusunan database tersebut.
Namun juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok untuk Washington Zhu Haiquan menyangkal tuduhan keterlibatan pemerintah Tiongkok di balik pembajakan data tersebut.
“Cyberattacks yang dilakukan di berbagai negara susah dilacak, oleh karena itu sumber serangan tersebut sangat sulit diidentifikasi. Langsung menyimpulkan dan membuat tuduhan hipotesis itu tidak bertanggung jawab dan kontra-produktif,” kata Zhu Haiquan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved