Saya tadinya tidak mau komentar secara terbuka soal Saut Situmorang dengan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HM)I. Sebab, Saya dan Saut Situmorang disatukan oleh Keluarga Asrama Mahasiswa Putra Universitas Padjajaran, sementara HMI adalah tempat saya dikader.
Saya sudah mengklarifikasi secara pribadi pada Saut Situmorang soal pernyataannya dan Saya mengatakan bahwa bicara seperti itu dipublik jelas tidak tepat. Wajar bila HMI marah. Tapi Saut Situmorang tampaknya menganggap enteng kemarahan itu. Karena itu dia tidak segera minta maaf, walaupun sudah banyak pihak menyarankan begitu.
Berbicara tidak terukur, apalagi diakui dibawah alam sadar pula, jelas sebuah kesalahan fatal bagi pejabat publik. Kesalahan itu makin istimewa, mengingat KPK adalah Institusi hukum. Penegak hukum harus bicara terukur, berdasarkan fakta, dan haram untuk berspekulasi karena menyangkut nama baik seseorang atau institusi.
Sangat berbahaya seorang pimpinan lembaga hukum suka bicara banyak dan di bawah alam sadar ke publik. Berbahaya bagi pihak yang terkena dan berbahaya terhadap institusi hukum itu sendiri. Aparatnya, apalagi pimpinan lembaga hukum seperti KPK, harus menjaga kredibilitasnya.
Kesalahan Saut Situmorang berlanjut ketika dia menunggu situasi keruh baru minta maaf. Ini menggambarkan, dia tidak punya manner yang baik. Boleh dikatakan dia tidak jujur mengakui kesalahannya. Lagi-lagi, wajar bila kita mempertanyakan kepantasan Saut Situmorang menjadi pimpinan lembaga seperti KPK.
Secara substansi, kalimat Saut Situmorang juga sesat pikir. Dia tidak membandingkan apel dengan apel. Dia membandingkan hal kepintaran dengan hal moral (kejahatan). Dia mempertanyakan, Kok bisa, orang pintar jadi jahat? Seakan tidak pernah ada orang bodoh jadi jahat. Dalam logika sederhana itu saja, Saut Situmorang sesat pikir. Bagaimana dengan kasus-kasus pidana korupsi di KPK yang pasti jauh lebih rumit? Tak heran kita, bila ada kasus yang dianggap tidak ada korupsi karena tidak ada niat jahat. Dimana logikanya, orang bisa tahu niat orang lain?
Kesalahan Saut Situmorang bertambah ketika dia mencoba berlindung di balik KPK. Dia menggiring, seakan HMI punya masalah dengan KPK, bukan dengan Saut Situmorang pribadi. Ini jelas sikap pengecut dan lagi-lagi membahayakan institusi KPK.
Dia bicara sesukanya di luar tanpa memperhatikan etika yang terkait dengan lembaganya. Lalu, ketika ada masalah, dia minta lembaga tersebut melindungiya.
KPK adalah institusi relatif baru yang butuh pimpinan yang mampu membangun institusi. Bukan orang yang menggunakan institusi untuk dirinya, apalagi dijadikan tempat perlindung atas kesalahan dan kedunguannya.
Saran Saya, Bang Saut. Lebih terhormat anda mundur saja dari pada jadi beban KPK di masa datang.
Mohon maaf, Saya harus mengemukakan ini secara terbuka di ruang publik, karena ini sudah jadi masalah publik. Kita tetap bersaudara walaupun kita berbeda pandangan.
Seperti dikutip dari Facebook, Direktur Eksekutif SIGI, Medrial Alamsyah
© Copyright 2024, All Rights Reserved