Harga minyak global kembali turun pada perdagangan Senin waktu setempat New York, Amerika Serikat (AS) atau Selasa dini hari WIB (10/05). Penurunan terjadi seiring ekspektasi kenaikan persediaan minyak di AS akan kembali mencapai rekor tertinggi.
Kabar tersebut mengalihkan perhatian investor akan kebakaran besar di Kanada yang membuat turunnya produksi minyak di negara ini. Brent turun hampir 4 persen lebih rendah, sementara US crude turun hampir 3 persen. Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak naik 2 persen seiring ekspektasi turunnya persediaan minyak AS dari Kanada.
Kanada yang sedang dilanda kebakaran hebat membuat ladang migasnya tidak berproduksi, sehingga akan ada pengurangan pasokan minyak sebesar lebih dari 1 juta barel per hari yang diekspor ke AS.
Analis melihat bahwa para spekulator sudah memegang banyak posisi terlalu lama sejak musim panas lalu di minyak mentah AS WTI, pada perdagangan berjangka CLc1 dan pada Brent LCOc1. Oleh sebab itu, kenaikan kedepan tidak akan besar.
"Penguncian posisi sangat beragam di pasar minyak," kata Miswin Mahesh, dari Barclays Capital.
Kontrak perdagangan WTI untuk bulan depan turun 2,8 persen atau sebesar US$1,22 ke level US$43,44 per barel. Di Asia, harganya sudah reli US$1,28 dollar.
Perdagangan bulan depan untuk minyak Brent, turun US$1,74 per barel atau turun 3,8 persen ke level US$43,63 per barel, setelah sebelumnya menyentuh level US$46,48 per barel.
para investor fokus pada laporan firma intelijen pasar Genscape yang menyebutkan, persediaan minyak AS di Cushing, Oklahoma, naik 1,4 juta barel. Investor memperkirakan persediaan minyak mentah AS akan naik terus dalam lima minggu berturut-turut, hingga 500.000 barel dan mencatatkan rekor di atas 543 juta barel.
© Copyright 2024, All Rights Reserved