Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan paket kebijakan baru untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang saat ini terus melemah. Kebijakan month holding period ini untuk memperkuat kebijakan yang sebelumnya diterbitkan BI terkiat gejolak nilai tukar.
Kepada pers, di Kantor BI, Jakarta, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah terutama untuk mempercepat paket kebijakan ekonomi yang telah dirilis.
Di sisi lain, BI juga telah merilis berbagai paket kebijakan seperti Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI), term deposit (TD) valas overnight hingga pinjaman luar negeri jangka pendek.
“Insya Allah dalam waktu dekat ini ada kebijakan month holding period. Ini terus kita lakukan untuk mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah," ujar dia.
Kebijakan yang dimaksud adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk 1 bulan. Sebelumnya, kebijakan ini sudah pernah ditempuh bank sentral sejak 2010, namun dihapus karena BI lebih memilih instrumen jangka panjang, seperti SBI bertenor 6 bulan dan 9 bulan.
Kebijakan ini nantinya akan melanjutkan intervensi ganda dari bank sentral melalui pasokan valuta asing dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder.
Saat ini, pemerintah akan fokus menjalankan seluruh paket kebijakan yang telah dirilis dan terus melakukan intervensi sesuai kondisi fundamental dan sentimen dari global dan regional.
“Kita akan perbaiki dari defisit neraca perdagangannya, importasi bahan makanannya. Ini yang harus dipercepat. Sehingga semua paket kebijakan dalam waktu dekat ini akan berdampak, baik untuk mendorong pengurangan defisit neraca perdagangan atau inflasi. Kita lakukan banyak yang jangka pendek," tandas Perry.
© Copyright 2024, All Rights Reserved