Berdasarkan data hasil Sensus Pertanian tahun 2013, pendapatan dari bisnia ikan hias, menempati urutan pertama untuk usaha perikanan. Akan tetapi, jumlah rumah tangga buruh perikanan yang menggeluti bisnis ini masih sangat kecil Artinya, potensi bisnis ini masih sangat besar untuk dikembangkan.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Stastistik Produksi Badan Pusat Stastistik (BPS), Adi Lumaksono kepada politikindonesia.com, Selasa (04/11). Ia mengatakan, meski bisnis jenis ikan ini masih tergolong baru, buruh rumah tangganya mampu meraup keuntungan berkisar Rp50 juta per tahun.
"Bisnis ikan hias menempati jumlah tertinggi di sektor pertanian, namun jumlah rumah tangga buruh perikanan jenis ini jumlahnya paling terkecil, yaitu 59 buah. Sedangkan yang tertinggi di bidang penangkapan ikan di laut mencapai 60.368 buah."
Meilhat potensi yang ada, ujar dia, perlu kiranya pemerintah untuk terus mendorong animo masyarakat dalam menggeluti bisnis ikan hias. "Bisnis ini bisa jadi kekuatan baru ekonomi kelautan dan perikanan."
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM-KP), Suseno menyatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah menyiapkan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan untuk menyiapkan SDM yang kompeten dalam mengembangkan bisnis ikan hias.
"Adapun upaya yang dilakukan di bidang pendidikan adalah menjadikan topik bahasan ikan hias menjadi satu materi pada mata kuliah. Selain itu mengembangkan sarana dan prasarana pembesaran serta pembenihan ikan hias pada setiap satuan pendidikan. Serta melakukan eksplorasi ikan-ikan pelangi," ujarnya.
Sedangkan untuk bidang pelatihan, lanjutnya, pihak melakukan kegiatan pelatihan terhadap kelompok pelaku usaha ikan hias. Bahkan, pada 2014, pihaknya menyelenggarakan 44 pelatihan ikan hias yang diikuti oleh 530 peserta. Untuk penyuluhan, menurut data Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Pusluh KP) saat ini ada 1.228 penyuluh ikan di berbagai daerah dari 12.650 penyuluh perikanan se-Indonesia.
"Oleh sebab itu, kami berharap dengan pertemuan ini bisa meningkatkan produksi, pendapatan budidaya dan nilai perdagangan ikan hias. Sehingga Indonesia menjadi eksportir ikan hias terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia juga menjadi tujuan utama bagi negara-negara yang membutuhkan komoditas tersebut," ungkapnya.
Dijelaskan, sejak 2009, ekspor ikan hias dari Indonesia terus meningkat. Bahkan sejak 2013, Indonesia sudah masuk kelompok 5 besar eksportir ikan hias dunia.
"Pada 2009, total nilai ekspor ikan hias dunia sebesar US$322.763.153 dari total nilai ekspor ikan hias Indonesia hanya US$11.660.944. Adapun 5 besar ekspor ikan hias dunia diraih oleh Singapura, Spanyol, Jepang, Malaysia dan Thailand. Namun pada 2013, Indonesia bisa masuk keurutan ketiga terbesar setelah Spanyol dan Jepang dengan nilai ekspor US$24.197.497," tutur Suseno.
Mengenai jenis ikan hias yang paling banyak diekspor, dia menyebutkan, ikan arwana yang berasal dari daerah Kalimantan Barat dan Sumatera bagian timur. Kalau ikan koi dan ikan cupang dari Bogor, Jawa Barat, DKI Jakarta, Tangerang. Begitu juga ikan mas koki banyak di daerah Blitar, Jawa Timur.
Ia mengatakan potensi ini masih bisa dikembangkan lebih besar lagi. Pasalnya, Indonesia setidaknya memiliki 240 jenis ikan hias laut dan 226 jenis ikan hias air tawar. "Dari banyaknya spesies ikan hias, beberapa dianggap langka yang tidak terdapat di negara lain misalnya Arowana, Botia, Balashark, dan Rainbow Irian," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved