Peredaran tembakau gorila di Kota Depok mulai marak. Saat ini Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) telah membidik salah satu bandar tembakau gorila yang sudah masuk ke kota tersebut.
"Penyebaran tembakau gorila memang sudah masuk ke Depok," kata Kepala BNNK Depok Ajun Komisaris Besar Hesti Cahyasari, Minggu (05/02).
Menurut Hesti, narkotika golongan satu ini masuk lewat jalur online dan pertemanan di media sosial. BNNK Depok sedang mendalami laporan masyarakat terkait dengan peredaran tembakau gorila di Depok.
"Sudah dikantongi orangnya, tapi sedang kita dalami," ujar Hesti.
Menurut Hesti, tembakau jenis ini target pasarnya adalah kalangan pelajar hingga mahasiswa. Sebelumnya, kepolisian sudah menangkap seorang pengedar tembakau gorila dari kalangan pelajar pekan lalu.
Tersangka yang baru berusia 17 tahun itu bukan lagi pengguna. "Barang yang dibawanya sudah lebih dari tiga gram, itu sudah kategori pengedar. Kalau pengguna di bawah satu gram," kata Hesti.
Hesti menjelaskan, tembakau gorila merupakan tembakau yang dicampur dengan zat sintetis berbahaya, AB-Chminaca. Bahkan, kandungan zat tersebut lebih bahaya dari kandungan amfetamin yang sering disalahgunakan. "Tembakau ini sangat berbahaya. Sebab, disuntikan zat kimia yang membahayakan," ujar Hesti.
Berdasarkan catatannya, peredaran narkoba di Depok sudah cukup tinggi. Indikatornya, berdasarkan rilis akhir tahun Satuan Narkoba Polresta Depok, jumlah kasusnya mencapai 353 perkara, dengan 432 tersangka. "Artinya setiap hari ada tersangka pengedar yang ditangkap," ungkap Hesti.
BNN Depok selama tiga bulan ini juga telah menciduk pengedar narkoba sebanyak 15 orang. Mereka ditangkap dengan barang bukti ganja dan sabu. Banyaknya universitas di Depok menjadi pasar bagi para pengedar narkoba.
Apalagi berdasarkan survei Universitas Indonesia dengan BNN Kota Depok tahun 2012 mengungkapkan bahwa pecandu narkoba dari kalangan mahasiswa dan pelajar di Depok, cukup tinggi. Dari 100 mahasiswa, enam orang sudah rutin mengkonsumsi narkoba.
© Copyright 2024, All Rights Reserved