Operasi militer besar-besaran digelar pemerintah Irak bersama koalisi yang dipimpin Amerika Serikat untuk merebut kembali Kota Mosul dari kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Situasi ini mengakibatkan puluhan militan ISIS asal Indonesia kembali ke Tanah Air.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal (Pol) Suhardi Alius menyebut, sekitar 53 WNI yang kembali dari Irak. "Kami sudah lapor ke presiden, ada sekitar 50-an udah kembali. Dan masih di sana ada sekitar 400 lebih," ujar Suhardi kepada pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (28/10).
Kepulangan simpatisan ISIS ini menimbulkan rasa khawatir. Sebab, paham radikal yang telah ditanamkan kelompok ISIS bisa menular kepada masyarakat lain. Mengantisipasi tersebarnya pahaman radikal oleh militan ISIS yang baru saja pulang ke Indonesia, Suhardi mengaku sudah berkonsultasi dengan Presiden.
"Itu sudah dibahas, bagaimana kalau sampai di sini ada peluang-peluang (menyebarkan paham radikal ISIS) itu. Termasuk regulasinya, orang pulang dari luar negeri kan nggak boleh kita periksa begitu saja. Kan nggak bisa, nah ruang-ruang seperti itu harus ada formatnya," ujar Suhardi.
Suhardi menambahkan, untuk sementara, pihaknya akan intens mengikuti pergerakan militan ISIS yang baru kembali dari Kota Mosul. Dia memastikan tak bisa melibatkan Sensus 88 dalam memantau puluhan militan tersebut.
"Densus kan untuk penindakan, kita harus ada aspek lain (Dengan sentuhan yang sifatnya pendekatan)," tuntasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved