Polisi menduga peledakan bom di Hotel JW Marriott Jakarta terkait dengan kelompok Jemaah Islamiyah (JI). Polisi juga sudah menemukan orang yang dicurigai membawa bom mobil untuk meledakkan Hotel JW Marriot.

Hal itu diungkapkan Brigadir Jenderal (Pol) Gories Mere kepada media Australia, ABC News Online, Kamis (7/8). Gories, direktur narkotika Badan Reserse dan Kriminal (Breskrim) Mabes Polri yang juga pernah tergabung dalam Tim Investigasi Bom Bali, mengatakan, polisi menemukan surat elektronik (email) enam minggu lalu dari seseorang Asmal.

Gories mengungkapkan, dalam surat elektronik tersebut dinyatakan Asmal ingin terlibat dalam bom bunuh diri, dengan menggunakan sandi: "Dia Ingin Menikah". Sandi itu, kata Gories, juga digunakan kelompok Jemaah Islamiyah dan percaya Asmal membawa bom dengan mengendarai mobil Toyota Kijang B 7462 ZN.

Menurut Gories, pihaknya segera akan memeriksa DNA kekuarga Asmal dan akan dibandingkan dengan temuan DNA yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP). "Kami akan mengirimkan tim untuk mendapatkan contoh DNA orang tua dan keluarga Asmal dan akan membandingkannya dengan potongan tangan serta darah yang kami temukan di TKP," ungkapnya.

Kemungkinan keterlibatan kelompok JI dalam kasus peledakan bom di Hotel J.W Marriot Jakarta,diberitakan surat kabar terbitan Singapura, The Straits Times.

Sumber-sumber anggota parlemen di Singapura mengaku masih ada kelompok JI yang bermarkas di negara pulau itu namun mereka tidak mengetahui pasti jumlah anggota yang masih aktif dalam jaringan organisasi itu.

Sejak pemerintah Singapura menahan belasan anggota JI dua tahun silam, aparat keamanan negara itu terus memperketat pengawasan terhadap setiap orang yang keluar dan masuk ke negara tersebut.

Harian The Straits Times mengaku menerima informasi dari JI bahwa kelompok militan itu bertanggung jawab atas ledakan bom di Hotel JW Marriot, dan pesan itu dimaksudkan sebagai peringatan berdarah bagi pemerintah Presiden Megawati Soekarnoputri agar tidak memberangus kelompok JI.