Aksi demonstrasi menolak kedatangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Penjaringan, Jakarta Utara Kamis sore (23/06) sempat diwarnai kericuhan. Massa yang berasal dari beberapa organisasi masyarakat itu berkumpul untuk menghadang Ahok yang pada saat itu dijadwalkan meresmikan ruang pelayanan terpadu ramah anak (RPTRA) di Kelurahan Penjaringan.
Demonstran sempat memblokir Jalan Bandengan yang awalnya diperkirakan dilintasi mobil Ahok dan rombongan. Namun, rombongan itu ternyata tidak melalui jalan utama. Ternyata Ahok datang ke tempat peresmian melalui arah samping jalan utama melewati deretan ruko Bandengan Indah dengan pengawalan ketat kepolisian sekitar 16.00 WIB.
Para demonstran yang kecolongan dengan kedatangan Ahok berpindah tempat dari Jalan Bandengan ke Jalan Wacung, tepat di gerbang RPTRA Penjaringan.
Setelah Ahok selesai meresmikan RPTRA, demonstran yang menunggu di Jalan Wacung sempat melempari kendaraan yang digunakan Ahok.
Sedangkan, demonstran lain yang menunggu di depan Jalan Bandengan ikut menghadang mobil Ahok tapi dihalau petugas kepolisian.
Kapolres Jakarta Utara Komisaris Besar Daniel Bolly Tifaona mengatakan, mereka dibantu aparat Polda Metro Jaya melakukan pengamanan ekstra pada acara tersebut. "Kami terjunkan 500 personel," ujar Daniel.
Polisi langsung menghalau para demonstran. Namun aksi lempar batu sempat mengenai dua personel kepolisian. "Lukanya hanya lecet saja, akibat lemparan batu," jelas Daniel.
Para petugas yang menjaga dibekali tameng dan helm pengaman demi keselamatan. Petugas juga sesekali menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran. Tidak ada yang ditangkap dalam demonstrasi berujung ricuh tersebut.
Akibat dari aksi lempar batu di Jalan Bandengan menyebabkan kemacetan sekitar 3 kilometer. Sementara itu, para demonstran baru membubarkan diri sekitar pukul 18.00 WIB setelah dipaksa mundur oleh petugas kepolisian.
© Copyright 2024, All Rights Reserved