Pada tahun 2070 nanti diprediksi wilayah Arab dan sebagian Iran akan menderita panas terik yang mematikan. Suhu panas kawasan tersebuta akan berada di atas kemampuan manusia untuk bisa bertahan.
Gelombang panas ekstrem di Arab diprediksi akan terjadi di Abu Dhabi, Dubai, Doha dan wilayah pesisir Iran. Bahkan, suhu ini akan semakin panas saat musim haji tiba dan membuat jutaan jemaah tidak mampu menahan terik matahari yang berada jauh di atas rata-rata.
"Ini akan terjadi jika tidak ada upaya signifikan untuk meredam perubahan iklim yang semakin ekstrem. Senyawa karbon akan semakin sedikit dan mempengaruhi habitat manusia di masa depan," ujar Prof. Jeremy Pal dan Prof Elfatih Eltahir dari Massachusetts Institute of Technology, dikutip dari New York Times, Rabu (28/10).
Temuan yang dipublikasian dalam jurnal Nature Climater Change ini menyebutkan jika pada 2070 Teluk Arab tidak cocok lagi menjadi tempat tinggal. Warga akan memilih untuk pindah dan mencari lokasi tempat tinggal yang lebih nyaman.
"Masa depan di wilayah Teluk hampir sama dengan apa yang terjadi di gurun Afrika dekat Laut Merah. Tidak ada tempat tinggal permanen bagi manusia sama sekali. Namun, hal ini bisa dicegah jika emisi gas rumah kaca bisa dikurangi," kata Eltahir.
Saat ini wilayah Teluk Arab memang telah terpapar gelombang panas yang cukup tinggi. Bahkan, suhunya mencapai 50 derajat celsius dan berakhir dengan banyaknya manusia yang tidak tahan panas dan kemudian tewas.
Penelitian Eltahir menunjukkan bagaimana kombinasi ukuran suhu dan kelembaban, yang disebut Wet Bulb Temperature (WBT) akan meningkat jika emisi karbon terus terjadi.
Pada WBT di atas 35 derajat celsius, masih memungkinkan manusia untuk menghangatkan tubuh dengan mengeluarkan keringat, meskipun konsekuensi fatal bisa terjadi setelah 6 jam berturut-turut.
Suhu WBT 35 derajat celsius merupakan kombinasi dari suhu panas 46 derajat celsius dan kelembaban sebesar 50 persen. Ini akan terjadi di Bandar Mahsahr di Iran pada Juli nanti.
Dalam penelitiannya, Eltahir menggunakan model standar komputerisasi iklim yang menunjukkan WBT terus meningkat setiap 10 tahun sekali. Dengan menggunakan ukuran suhu normal, penelitian menunjukkan jika suhu 45 derajat celsius akan menjadi level panas maksimal di kota-kota di teluk.
Bahkan, di Kota Kuwait akan sampai 60 derajat celsius. Mekah dan Jeddah akan memiliki WBT yang cukup tinggi dan akan sangat berbahaya bagi jamaah Haji.
"Mungkin bantuan perangkat Air Conditioning bisa menghangatkan rumah, tapi itu hanya berlaku bagi warga yang mampu. Bagaimana dengan warga yang kurang mampu? Oleh karena itu, tidak ada cara lain selain mengurangi emisi karbon dan pengaruh dampak perubahan iklim secara global," kata Eltahir.
© Copyright 2024, All Rights Reserved