DPR mengingatkan pemerintah pusat untuk mewaspadai ulah mafia daging yang menyebabkan kenaikan tertinggi harga daging sapi dalam 3 dekade terakhir. Pembatasan impor yang dilakukan pemerintah membuat mafia sapi dan eksportir luar menjadi was-was.
“Mereka terpukul karena akan kehilangan potensi omset triliunan rupiah akibat pembatasan itu, sehingga mafia mulai melakukan rekayasa sehingga harga daging sapi menjadi melonjak. Ini yang harus diwaspadai pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan RI yang mempunyai wewenang dalam menstabilkan harga," kata Anggota Komisi VI DPR Heri Gunawan, Senin (11/08).
Menurut Heri, hitungannya cukup sederhana jika harga satu ekor sapi Australia ditambah pengapalan dan lain-lain Rp10 juta, maka eksportir itu kehilangan potensi omset sebesar Rp270.000 ekor dikurangi Rp50.000 ekor dikali Rp10 juta maka omzet importir akan hilang sekitar Rp2,2 triliun setiap kuartalnya.
Heri mengatakan, sehingga setiap tahunnya, mafia akan kehilangan omzet Rp8,8 triliun, ini merupakan angka yang fantastis tidak heran jika hilangnya potensi omset tersebut membuat mafia sapi impor menjadi gusar. Mereka berupaya melakukan rekayasa agar pemerintah tetap impor dan ini sudah terlihat dari rekayasa yang semakin kuat.
"Mafia-mafia itu sedang berusaha memainkan harga hingga mencapai angka tertinggi seperti sekarang,” ujar politisi Partai Gerindra ini.
Seharusnya, kata Heri, Kemendag dan Bulog segera melakukan intervensi. Padahal regulasinya sudah jelas, bahkan secara spesifik dalam Perpres tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Penting (Bapokting) Mendag punya wewenang penuh untuk melakukan intervensi harga.
© Copyright 2024, All Rights Reserved