Akhirnya Rapat Paripurna DPR RI mengenai perubahan ke-2 APBN 2005 menyepakati perubahan APBN melalui pemungutan suara atau voting. Dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPR Zaenal Ma`arif itu dilakukan voting setelah upaya mencapai mufakat tidak berhasil dilakukan.
Rapat yang hanya dihadiri 387 anggota dari 550 anggota DPR itu sebanyak 273 orang menyetujui perubahan APBN 2005, sedangkan 83 orang tidak setuju dan 31 orang abstein. Partai yang mendukung perubahan ke-2 APBN 2005 yaitu Partai Golkar,PPP, PD, PAN dan PKS. Sedangkan yang menolak dari PDIP dan seorang dari PAN yaitu Dradjat Wibowo yang juga seorang pengamat ekonomi ternama di Indonesia.
Dalam tanggapannya, PDIP mengatakan menolak usulan perubahan tersebut karena mempunyai konsekuensi logis terhadap kenaikan harga BBM. “Kami menyetujui opsi kedua yakni tidak menaikkan harga BBM dengan konsekuensi subsidi dalam APBN naik menjadi sekitar Rp113 triliun,” ujar Ketua Fraksi PDIP Cahyo Kumolo di sela-sela rapat.
Fraksi partai Golkar dalam tanggapannya menilai subsidi BBM yang diberikan selama ini tidak efektif sampai ke sasaran sehingga perlu dikurangi atau dihapuskan. Untuk itu Partai Golkar mendukung opsi menaikkan harga BBM. Dengan disetujuinya perubahan kedua ini, maka subsisi BBM hanya sekitar Rp89 triliun dan konsekuensinya pemerintah akan menaikkan harga BBM sesuai rencana.
Sementara itu Menteri Keuangan ad interim Sri Mulayani Indrawati yang mengikuti rapat itu, menyatakan dengan persetujuan DPR ini pemerintah akan mulai menghitung besaran kenaikan harga BBM serta kompensasi yang akan diberikan kepada rakyat miskin. "Kami akan mencari formula kenaikan harga BBM yang tidak terlalu memberatkan rakyat," jelas Sri Mulyani singkat.
© Copyright 2024, All Rights Reserved