Industrialisasi kelautan dan perikanan dengan konsep ekonomi biru saat ini menunjukan perkembangan yang positif. Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkeyakinan konsep ekonomi biru ini bisa tercapai, karena Indikator Kinerja Utama (IKU) KKP 2012 pada bidang ekonomi dan lingkungan hidup menjadi cerminan keberhasilan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo mengatakan, dengan ekonomi biru yang menekankan keberlanjutan diharapkan mampu mengatasi ketergantungan antara ekonomi dan ekosistem serta dampak negatif akibat aktivitas ekonomi termasuk perubahan iklim dan pemanasan global.
"Industrialisasi kelautan dan perikanan dengan konsep ekonomi biru merupakan proses perubahan sistem produksi hulu dan hilir. Tujuannya, untuk meningkatkan nilai tambah, produktivitas dan skala produksi sumber daya kelautan dan perikanan yang disinergikan dengan kebijakan ekonomi makro," katanya kepada politikindonesia.com, sesuai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KKP yang bertema "Industrialisasi Berbasis Ekonomi biru", di Jakarta, Kamis (21/02).
Menurutnya, dengan konsep ekonomi biru mampu mengubah cara berpikir dan berperilaku masyarakat sesuai karakteristik masyarakat industri yang modern. Sedangkan, untuk program pengembangan minopolitan dan tindak lanjut percepatan pengembangannya melalui strategi industrialisasi.
"Walau, kami tidak memiliki data jumlah industri yang telah menerapkan prinsip ekonomi biru, tapi kontribusi dari pendekatan industrialisasi menggunakan prinsip ekonomi biru tumbuh positif dalam indikator kinerja utama kami," ucapnya.
Diungkapkan, indikator yang dinilai tumbuh lantaran prinsip ekonomi biru adalah pertumbuhan produk domestik bruto perikanan yang mencapai 6,48 persen, produksi perikanan 15,26 juta ton, produksi garam 2,02 juta ton, konsumsi ikan dalam negeri 33,89 kg/kapita, dan kenaikan nilai tukar nelayan menjadi 105,37.
"Itu semuanya merupakan pencapaian per akhir tahun lalu. Untuk saat ini, kami pihaknya memang belum dapat memberikan indikator konkrit mengenai penerapan ekonomi biru dalam industri karena masih dalam tahap inventarisasi. Walau begitu, ada beberapa industri yang telah menerapkan hal tersebut," imbuhnya.
Sharif mencontohkan, misalnya saja di Sumatera sudah ada pengolahan ikan nila yang seluruh bagiannya dapat digunakan. Mulai dari daginya dijadikan fillet, kulitnya dapat dijadikan sepatu dan tulangnya dapat dijadikan tepung. Bahkan, darahnya pun dapat dijadikan keripik maros. "Jadi ikan nila itu diproses tanpa limbah dan memberi lebih banyak lapangan pekerjaan bagi warga sekitar," jelasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved