Erupsi Gunung Agung di Karangasem, Bali, pada Selasa (22/11) sore, tidak berdampak pada aktifitas penerbangan di wilayah itu. Meski demikian, Airnav Indonesia terus memantau perkembangan secara ketat dan menyiagakan seluruh personelnya.
Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/11), mengatakan, sampai saat ini tidak ada abu vulkanik di Bandara Ngurah Rai. “Erupsi Gunung Agung tidak berdampak pada kegiatan penerbangan di wilayah Bali. Apalagi perkembangan terakhir, erupsi semakin mengecil," terang Wisnu.
Ia juga memastikan, kegiatan penerbangan dari dan ke Bali hingga saat ini masih berlangsung normal. "Semua normal, tidak ada penerbangan yang dialihkan atau dibatalkan, semua tetap berjalan dan kami awasi dengan ketat," katanya.
Wisnu menambahkan, Airnav terus memantau perkembangan secara ketat dan menyiagakan seluruh personelnya. “AirNav cabang Bali terus memonitor keberadaan debu vulkanik di Bandara Ngurah Rai dengan paper test dan koordinasi erat dengan BMKG dan PVMBG/ posko aktif," katanya.
Ditambahkan Wisnu, pihaknya juga berkoordinasi dengan BMKG dan PVMBG, dan juga mengamati Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC) dengan menggunakan Volcanic Ash paper test dan hasilnya adalah nill VA.
Selain itu Pilot Report (PIREP), di mana pilot melaporkan kepada AirNav bahwa ada awan abu kecil dari Gunung Agung bergerak ke arah timur.
Meski demikian, AirNav telah menyiapkan rencana kontigensi guna mengantisipasi jika aktivitas Gunung Agung meningkat, dan statusnya dinaikkan.
Rencana kontigensi tersebut, mulai dari melakukan vector pesawat untuk menghindari area terdampak hingga menyiapkan bandara di sekitar Bali sebagai bandara alternatif bila Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar tidak dapat beroperasi karena terdampak erupsi.
“Pada bulan September lalu kami kan sudah mengumpulkan seluruh General Manager di bandara-bandara yang akan dijadikan alternate dan menyiapkan skenario-skenario bila terjadi peningkatan," katanya.
AirNav Indonesia sudah menyiapkan 10 bandara sebagai pilihan pengalihan. Kesepuluh bandara tersebut adalah Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang dan Banyuwangi.
"Jadi koordinasi sudah kami lakukan dan sekarang kami bersiaga penuh. Publik tidak perlu kuatir berlebihan, apalagi perkembangan terakhir dilaporkan bahwa erupsi semakin mengecil," tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved