Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengingatkan Polri harus menghargai sensitivitas umat Islam dan ulama menyangkut komunisme. Sebab sejarah pemberontakan Gerakan 30 September 1965 menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
“Mari kita sadarkan. Polri harus waspada bahwa bangsa kita takkan mudah menerima kembali komunisme,” kata Fahri Hamzah dalam akun Twitter @Fahrihamzah disertai hashtag PaluArit, Selasa (24/01).
MenurutFahri, Bangsa Indonesia masih trauma dengan komunisme. Sayangnya, Polri mulai tidak sensitif soal komunisme.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai sensitivitas ABRI saat itu (sekarang TNI-red) tidak kalah dengan sensitiVitas kalangan Islam mengenai simbol palu dan arit. Polri kata dia, juha seharusnya memiliki sensivitas yang sama.
“Polri dulu adalah elemen dalam ABRI yang sangat sensitif dengan pemberontakan PKI,” kata Fahri.
© Copyright 2024, All Rights Reserved