Wakil Ketua Panitia Kerja Mafia Pemilu Ganjar Pranowo melempar bola panas. Ia mengaku mendapat informasi tentang seseorang yang menjadi makelar jual beli kursi. Si makelar ini berperan sebagai tukang lobi yang bermain di luar lingkaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Soal itu diungkapkan Ganjar kepada pers di gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/06). Ia mengaku mendapat informasi itu dari seseorang yang melapor kepadanya. “Ada orang yang berperan semacam makelar. Satu di MK, satu di KPU.
Tetapi, ujar Ganjar, mereka bukan orang KPU dan bukan pula orang MK. “Ini misteri. Saya disebutin orangnya A dan B,” aku Ganjar.
Lebih jauh Ganjar mengemukakan, orang ini disebut-sebut selama ini setiap pleno selalu ada draf yang dibawa ditawarkan pihak-pihak yang berurusan soal kursi di DPR.
Dikatakan Ganjar, berdasarkan laporan yang masuk kepada dirinya, makelar tersebut kerjanya seperti Pegadaian, mengiming-imingi untuk mengatasi masalah terutama soal kursi di DPR. “Kata orang melaporkan ke saya, kalau ada masalah datanglah ke dia. Dia seperti Pegadaian," jelas Ganjar.
Lebih jauh Ganjar mengemukakan, saat ini informasi itu sedang diolah bersama rekan-rekannya di Panja Mafia Pemilu untuk ditindaklanjuti. Informasi itu terus didalami untuk mendapatkan bukti awal pengusutan praktek-praktek mafia pemilu. “Informasi ini harus diolah untuk mendapatkan minimal bukti awal," jelas dia.
Ganjar menduga, makelar ini juga terlibat dalam kasus suarta palsu Mahkamah Konstitusi. Pasalnya, dari laporan yang ia terima, orang tersebut juga berhubungan dengan pihak-pihak yang selama ini disebut terkait kasus surat palsu putusan MK. Seperti misalnya, eks anggota KPU, Andi Nurpati, mantan Hakim MK, Arsyad Sanusi, staf juru panggil MK, Mashuri Hasan, mantan panitera MK, Zaenal Arifin Hoesein. "Mereka berhubungan rutin dengan orang-orang yang disebut selama ini," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved