Peristiwa Gerakan 30 September 1965 takkan pernah terungkap utuh. Karena seluruh tokoh kunci gerakan tersebut sudah meninggal. Sejumlah versi sejarah tentang G 30 S/PKI dari para ahli hanya mengungkapkan secara sepotong-sepotong. Sebagian besar tidak melalui metodologi penelitian baku.
"Versi tunggal oleh rezim Orde Baru, juga tidak sepenuhnya benar, cenderung mendramatisasi fakta. Bahkan berbagai pihak menganggap versi Soeharto itu dongeng belaka," kata sejarawan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Budiawan, kemarin.
Menurut Budiawan, rangkaian kejadiannya dapat terlacak, tetapi siapa sesungguhnya dalang gerakan tersebut tidak akan pernah diketahui. Para tokoh kunci sudah tidak ada lagi.
Selain itu, diskriminasi yang dialami mantan tahanan politik Orde Baru telah meninggalkan beban psikologis. Setelah dibebaskan, kata Budiawan, tidak serta merta mereka mendapatkan kebebasan sesungguhnya. Karena, mereka mendapat stigma sangat buruk dari masyarakat.
Diskriminasi tidak hanya datang dari negara dan masyarakat, tetapi juga dari perlakuan keluarga, atau kerabat para mantan tahanan politik Orde Baru itu. Menurut Budiawan, situasi yang mengondisikan para mantan tahanan politik tersebut menjadi pihak yang serba salah. "Orde Baru berperan besar dalam menciptakan diskriminasi tersebut."
Aparatur negara tidak merasa mendiskriminasikan para mantan tahanan politik itu. Karena merasa memiliki payung hukum sah untuk menempatkan para mantan tahanan politik sebagai warga yang patut dibedakan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved