Aktivitas Gunung Kerinci di perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat, masih menggeliat. Pada Minggu (05/06) pagi, gunung itu kembali menyemburkan abu vulkanik setinggi 800 meter dari bibir kawah.
"Pada Minggu pagi, Gunung Kerinci terlihat jelas. Warna asap kelabu dengan ketinggian sekitar 800 meter dari bibir kawah dan mengarah ke barat laut," terang Ketua Pos Pengamatan Gunung Kerinci Indra Saputra kepada pers.
Indra menyebut, gunung dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu, masih mengalami getaran. Pada Minggu pagi, getaran terdeteksi dengan amplitudo 0,5-1 milimeter. "Pada Sabtu tremor dengan amplitudo 0,5-4 milimeter namun lebih dominan pada 1 milimeter," katanya seraya menambahkan, Pos Pemantau juga merekam guncangan tektonik lokal sebanyak 1 kali dan tektonik jauh 2 kali.
Dengan kondisi saat ini, sebutnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih merekomendasikan agar masyarakat sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung tidak diperbolehkan mendekati kawah aktif dengan radius 3 kilometer. Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius bahaya yaitu kawasan rawan bencana (KRB) III.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Pengendalian Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan letusan Gunung Kerinci menyebabkan hujan abu tipis di Desa Sungai Sikai dan Desa Tangkil di Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dengan ketebalan sekitar 0,01 milimeter hingga 0,05 milimeter. Letusan berlangsung puluhan kali dan terus menerus.
Kendati demikian, tidak ada peningkatan status, sehingga status gunung tetap Waspada level II. Status itu ditetapkan sejak 9 September 2007 lalu hingga saat ini.
© Copyright 2024, All Rights Reserved