Perekonomian Indonesia masih baik, meski pertumbuhan agak melambat. Semua pengambil keputusan agar tidak lengah terhadap kondisi tersebut. Hingga akhir 2012 lalu, perekonomian Indonesia tumbuh mencapai 6,23 persen. Namun di kuartal I-2013 sedikit menurun menjadi hanya 6,02 persen. Sementara utang pemerintah sampai dengan akhir April 2013 telah mencapai Rp2.023,72 triliun.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa kepada pers, di kantor, Senin (20/05). “Meski sedikit melambat laju ekonomi kita di 2012, kita mampu tumbuh 6,23 persen. Baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini jangan membuat kita lengah," ujar Hatta.
Hatta menambahkan, relatif baiknya kinerja ekonomi Indonesia tersebut memberikan situasi kondusif bagi iklim investasi di Indonesia yang dibuktikan dengan kontribusi naiknya prosentase investasi dibandingkan sektor konsumsi domestik pada perekonomian Indonesia pada tahun ini.
Saat ini, tugas pemerintah akan terus menjaga stabilitas perekonomian di Tanah Air. Sebab, saat ini terjadi defisit neraca perdagangan dan neraca keuangan yang juga mengakibatkan penurunan outlook Indonesia dari lembaga pemeringkat asing Standard and Poors dari positif ke stabil. “Dengan menjaga stabilitas ekonomi itu, kita akan mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya,” ujar dia.
Utang Pemerintah
Terkait utang pemerintah, sampai dengan akhir April 2013 telah mencapai Rp2.023,72 triliun. Hatta melihat kondisi ini masih baik, karena pemerintah mempunyai kemampuan yang kuat untuk membayar kewajibannya. “Yang penting dijaga adalah rasio utang terhadap GDP (Produk Domestik Bruto/PDB)," ujar dia.
Hatta menjelaskan, titik aman rasio utang terhadap GDP adalah 60 persen. Sedangkan Indonesia sampai dengan akhir 2012 lalu memiliki rasio sekitar 24 persen. Rinciannya outstanding utang Rp1.984 triliun dan PDB Rp8.543 triliun.
Hatta menganalogikan kemampuan negara membayar utang dengan pengalamannya sebagai pengusaha dulu. Dia mengatakan dulu omzet perusahaannya relatif minim sehingga ketika memiliki utang Rp100 juta, perlu dibayar selama 4 tahun. Namun, seiring dengan peningkatan omzet perusahaan, pada tahun kelima, perusahaan membeli rig untuk pengeboran minyak dengan berutang US$6 juta ke bank. Utang itu dapat dilunasi dalam waktu satu tahun. “Mengapa bisa terjadi? karena kemampuan bayar utang saya kuat. Karena apa? Omzet saya meningkat besar," ujar Hatta.
Kondisi sekarang, menurut Hatta, GDP Indonesia lebih besar dibandingkan masa lalu. Lebih lanjut, Hatta mengatakan prinsip utang adalah negara dengan GDP rendah tidak boleh memiliki utang yang besar. Kemudian, utang tidak boleh digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, rasio utang pemerintah terhadap PDB memang mengalami penurunan. Dari besaran 35 persen per 2007 dengan rincian outstanding utang Rp1.389 triliun dan PDB Rp3.951 triliun menjadi 24 persen pada 2012. Ditargetkan pada tahun ini, rasio utang pemerintah terhadap PDB turun menjadi 23 persen dengan rincian outstanding utang diproyeksikan Rp2.157 triliun dan PDB Rp9.270 triliun.
© Copyright 2024, All Rights Reserved