Tuduhan mantan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Kuan Yew yang menyebut Indonesia sarang teroris berbuntut panjang dan membuat hubungan Indonesia dan Singapura kian panas.
Di Jakarta, aksi unjuk rasa anti Lee yang dilakukan beberapa Ormas Islam terus digelar. Para pedemo yang mendatangi Kedubes Singapura di Jakarta mengecam keras pernyataan Lee tersebut dan menuntut agar pemerintah Singapura meminta maaf. Sementara Komisi I DPR akan memanggil Menlu Hassan Wirajuda untuk menjelaskan respon pemerintah mengenai tudingan menteri senior Singapura itu.
Kelambanan pemerintah Indonesia merespon pernyataan Lee tersebut juga menjadi sasaran kritik Ketua MPR Amien Rais. Menurut Amien, Megawati kurang cekatan menanggapi pernyataan Lee Kuan Yew itu.
"Megawati kurang cekatan menanggapi pernyataan Lee. Seharusnya tidak sampai 24 jam Dubes Singapura sudah dipanggil oleh Menlu untuk kemudian diberikan pesan kepada pemerintah Singapura," ujar Amien Rais di Jakarta, Senin (25/02/2002).
Seharusnya Departemen Luar Negeri segera mengambil tindakan terhadap pernyataan Lee. Jika perlu, Menlu Singapura bertemu dengan Menlu Indonesia untuk melakukan klarifikasi dan minta maaf.
Menanggapi tawaran pemerintah Singapura membantu mengusut keberadaan teroris di Indonesia, menurut Amien bisa saja. Pada prinsipnya, Indonesia kooperatif, terbuka bahkan sangat positif pada ajakan kerjasama internasional untuk mengeliminasi segala bentuk dan manifestasi teroris.
Memanasnya suhu politik di Jakarta itu, membuat DPR melalui Ketua Komisi I DPR Ibrahim Ambong, segera memanggil Menlu Hasan Wirayudha. Pemanggilan tersebut dalam rangka meminta penjelasan tentang langkah diplomasi pemerintah berkaitan dengan tudingan Lee Kuan Yew.
“Selain itu, Komisi I juga akan menanyakan apa yang telah dilakukan Menlu untuk me-{recheck} dan meminta klarifikasi atas pernyataan menteri senior Singapura tersebut. Kita akan memanggil Menlu, mungkin setelah kegiatan Menlu dari Bali," ujar Ambong di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (25/05/2002).
Dikatakan, ada tendensi bahwa Indonesia mengalami penurunan diplomasi luar negeri. Seolah-olah, Indonesia tidak dianggap lagi oleh negara-negara tetangga seperti Singapura, Australia maupun Malaysia. "Ini akan kita persoalkan pada Menlu, kenapa posisi kita mudah dilecehkan oleh negara tetangga, seolah-olah kita tidak ada," tandasnya.
Ambong menilai sikap Lee telah melampaui tata krama diplomasi dengan menyatakan Indonesia sebagai sarang teroris. "Padahal menurut pengamatan kita, Indonesia belum menjadi sarang teroris. Makanya diperlukan bukti-bukti sehingga tidak menganggu posisi Indonesia yang kelihatan lemah di mata internasional," lanjut Ambong.
Diharapkan, langkah-langkah diplomasi yang akan dilakukan Menlu sebaiknya di-{back up} oleh data-data dari pihak intelijen. Menlu menurutnya bisa berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan kepolisian sehingga bisa menunjukkan bukti-bukti yang dapat memberikan fakta bahwa Indonesia bukan sarang teroris.
© Copyright 2024, All Rights Reserved