Aparat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri berhasil mengungkap sel teroris yang mentargetkan peledakan bom saat pergantian jaga pasukan pengamanan presiden di Istana Negara. Jaringan teror itu berhasil diungkap, berawal dari laporan intelijen yang mencurigai aktivitas seorang terduga teroris, membeli 3 kg paku di toko material.
M. Nur Solihin (MNS), adalah orang yang membeli paku tersebut. Aktivitasnya memang telah lama dikuntit dan dipantau intelijen densus. Pembelian paku tersebut dilakukan MNS pada 7 Desember 2016.
Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12), mengatakan, aktivitas MNS ini dinilai tak wajar. Pasalnya, ia tidak sedang memperbaiki rumah. "MNS membeli paku ukuran 5 cm sebanyak tiga kilogram, padahal yang bersangkutan tidak sedang mempunyai aktivitas pembangunan," kata Boy.
Kemudian, MNS diketahui menerima barang berupa tas ransel dari Suyanto (S) alias Abu Iza di Karanganyar, Jawa Tengah. Setelah menerima ransel, MNS dan Agus Supriyadi (AS) pergi ke Jakarta.
Di Jakarta, MNS dan AS menjemput Dian Yulia Novi (DYN) yang ketika itu membawa kardus. Ketiganya menuju ke Kantor Pos untuk mengirim kardus ke rumah orang tua DYN di Cirebon, Jawa Barat.
Setelah itu, MNS dan AS mengantar DYN ke rumah kontrakannya di Jalan Bintara Jaya 8 Bekasi, Jawa Barat. "Setelah itu MNS dan AS pergi," ujarnya.
Densus kemudian menangkap MNS dan AS di jalan layang Kalimalang, Bekasi. Sementara DYN ditangkap di rumah kontrakannya.
Polisi menemukan barang bukti berupa bom rakitan berbentuk penanak nasi elektronik (rice cooker) di kamar 104 kontrakan 3 lantai tersebut.
Tim Gegana Polda Metro Jaya meledakkan satu dari tiga bom aktif yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) pada Sabtu (10/12) malam.
Sementara Suyanto alias Abu Iza alias Abu Daroini Bin Harjo Suwito ditangkap didaerah Sabrang Kulon Matesih, Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (10/12) malam.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa jaringan MNS diduga hendak mengebom lingkungan Istana Negara, Jakarta pada Minggu (11/12) pagi.
"Skenarionya, pada Minggu (11/12) pagi, MNS dan AS mengantar DYN ke Masjid Istiqlal. Kemudian DYN berjalan kaki sendirian ke Istana," kata dia.
DYN rencananya menjadi calon pengantin dalam aksi teror tersebut. Rencananya aksi tersebut menargetkan momen pergantian petugas jaga paspampres di Istana Negara.
© Copyright 2024, All Rights Reserved