Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan melakukan lobi intensif untuk mencapai kursi pimpinan DPR. PDIP optimistis lobi dapat membuahkan hasil meski harus berhadapan dengan dominasi fraksi partai politik dari Koalisi Merah Putih.
"Peluang itu tetap ada, pasti. PDIP tak mau terlampau khawatir," kata anggota Panitia Khusus Tata Tertib (Pansus Tatib) DPR dari Fraksi PDIP, Honing Sanny, di DPR, Jakarta, Jumat (12/09).
Honing tak sepakat dengan anggapan jika hasil Pemilu Presiden 2014 membuat hubungan antara PDIP dan partai Koalisi Merah Putih menjadi renggang. PDIP terus menjajaki semua peluang untuk mendapat dukungan dari beberapa partai di Koalisi Merah Putih.
"Politik itu tidak bisa menang sendiri, harus bisa memberi ruang kepada yang lain. PDIP tidak mau juga jadi pemenang pemilu, tapi tidak mendapatkan jabatan makanya tidak ada cara selain lobi intens dengan partai lain," kata Honing.
Sebelumnya, rapat Pansus Tatib DPR telah memutuskan mekanisme pemilihan calon pimpinan DPR periode 2014-2019. Hasil rapat ini akan dibawa ke paripurna pada 16 September 2014 nanti.
Wakil Ketua Pansus Tatib DPR Aziz Syamsuddin mengatakan, dicapainya kesepakatan mekanisme pemilihan pimpinan DPR dilakukan melalui sistem paket. Dalam satu paket akan ada lima nama calon pimpinan DPR yang diusulkan oleh lima fraksi. "Jadi, akan ada dua paket," kata Aziz.
Dua paket yang dimaksud dengan asumsi ada 10 fraksi di DPR. Masing-masing fraksi mengusulkan satu nama calon dan tiap paket berisi lima nama yang dicalonkan oleh masing-masing fraksi. Sistem ini juga berlaku untuk pemilihan alat kelengkapan DPR.
Berbeda dengan aturan sebelumnya, kali ini pimpinan alat kelengkapan DPR bertugas selama satu periode. "Sehingga tidak ada lagi pimpinan alat kelengkapan yang diberhentikan karena berbeda sikap dengan fraksinya," kata Aziz.
© Copyright 2024, All Rights Reserved