Indonesia diminta menjadi tuan rumah forum global tentang etika kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) pada 2025.
Permintaan itu disuarakan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization/UNESCO).
Asisten Direktur Jenderal UNESCO Bidang Ilmu Sosial dan Kemanusiaan Gabriela Ramos menyampaikan hal tersebut kepada Menteri Komunikasi dan Informatika RI (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dalam World Summit on Information Society 2024.
"Indonesia tengah memperkuat posisi dalam rantai pasok teknologi digital global," kata Menkominfo, Budi Arie Setiadi, dikutip dari keterangan pers Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkomoinfo) Kamis (30/5/2023).
Budie juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia mengajak UNESCO untuk bekerja sama dalam memperkuat tata kelola internet yang akuntabel hingga pengembangan talenta digital di Indonesia.
Sementara itu, Asisten Direktur Jenderal UNESCO Bidang Ilmu Sosial dan Kemanusiaan Gabriela Ramos mengatakan, posisi Indonesia dinilai penting karena ikut mengedepankan tata kelola dan etika AI.
UNESCO juga telah meluncurkan program Readiness Assesment Methodology (RAM) di Indonesia.
RAM merupakan instrumen asesmen untuk mendukung negara-negara anggota dalam pengembangan AI sesuai dengan prioritas negara.
RAM mencakup serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang ekosistem AI suatu negara. Antara lain dimensi hukum dan peraturan, sosial dan budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta dimensi teknologi dan infrastruktur.
UNESCO menilai Indonesia terbuka bagi pengembangan AI yang beretika, karenanya mengharapkan Indonesia bisa menjadi tuan rumah Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence pada 2025.
Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence 2024 yang diprakarsai oleh UNESCO dilaksanakan di Slovania dan dihadiri oleh delegasi dari 70 negara. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved