Angka produksi beras di Indonesia terus mengalami penurunan. Jika tak segera diatasi, negara ini terancam defisit beras.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi III KSP Bidang Perekonomian, Edi Priyono. Edi mengatakan, berdasarkan data dari 2018 hingga 2023, luas panen padi terus mengalami penurunan sebesar rata-rata 0,2 juta hektar per tahun. Hal ini diikuti dengan penurunan produksi beras yang mencapai 1 juta ton per tahun.
“Sampai saat ini hitung-hitungan besarnya kita masih surplus tapi surplus ini makin lama semakin berkurang. Kalau tidak segera ditangani kita mungkin akan segera masuk ke era defisit beras," kata Edi dalam seminar nasional “Evaluasi 1 Dekade Pemerintahan Jokowi” di Hotel Millenium, Jakarta Pusat.
Edi melanjutkan, Kebutuhan beras nasional mencapai sekitar 30 juta ton per tahun. Sementara produksi saat ini hanya sedikit di atas angka tersebut, yakni sekitar 31 juta ton.
"Kita masih salah satu produsen beras terbesar di dunia, tetapi kebutuhan kita juga sangat besar. Jika tidak segera ditangani, kita mungkin akan masuk ke era defisit," ujarnya, dikutip Jumat (4/10/2024).
Edi juga mengomentari visi presiden terpilih Prabowo Subianto, yang ingin menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Menurut Edi, hal tersebut menjadi persoalan mendesak yang harus segera diatasi.
Edi merekomendasikan pemerintah mendatang agar segera mengambil langkah strategis untuk mengatasi penurunan luas lahan dan meningkatkan produktivitas pertanian guna memastikan ketahanan pangan nasional tetap terjaga.
Situasi ini semakin mendesak di tengah perubahan iklim, keterbatasan lahan, serta berbagai tantangan lainnya yang dihadapi sektor pertanian Indonesia.
Masyarakat pun berharap agar kebijakan yang lebih konkret dan berkelanjutan segera diimplementasikan demi menghindari krisis pangan di masa depan. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved