Indonesia saat ini sedang dijajah oleh kerakusan bangsa sendiri yang lebih mementingkan diri sendiri dan golongannya dibandingkan rakyat secara keseluruhan. Sumber daya Indonesia menjadi bancakan kelompok-kelompok yang rakus.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad pada Festival Antikorupsi memperingati Hari Antikorupsi Sedunia di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Selasa (09/12). “Singkatnya, kita sedang dijajah oleh bangsa kita sendiri.”
Abraham mengatakan bila dahulu, Indonesia dijarah oleh penjajah, maka saat ini sumber daya Indonesia dijarah dan dijadikan bancakan oleh pihak-pihak yang rakus. Meski demikian, Indonesia harus tetap optimistis agar dapat mendapatkan jalan keluar dari belitan kejahatan korupsi.
Abraham mengingatkan bahwa Indeks Persepsi Korupsi negara Indonesia naik dari 32 menjadi ke 34 dan di urutan 107 atau naik 7 peringkat dibanding tahun lalu. "Perjuangan kita telah membuahkan hasil," katanya.
Abraham menyebut, selain penindakan, KPK juga melakukan pencegahan antara lain dengan. mendorong perbaikan di sektor anggaran serta perbaikan pelayanan publik di 34 provinsi.
Mulai 9 Desember 2014 (Hari Antikorupsi Internasional), Abraham menyebut, KPK akan memasuki era baru. KPK akan mengedepankan pencegahan korupsi ketimbang penindakan represif. “Di masa lalu, kita hanya melakukan pendekatan penindakan represif semata dan mengabaikan pendekatan pencegahan.”
Pendekatan represif, ujar dia, hasilnya tidak menggembirakan atau tidak terlalu signifikan ketika melihat pada IPK. Sampai saat ini pergerakan IPK mencapai 3 digit. “Ini belum merupakan capaian yang kita harapkan.”
Abraham mengatakan, untuk mewujudkan harapan, KPK harus berani memasuki era baru yang telah dicanangkan pada Roadmap dan Rencana Strategis 2011-2015. “Memadukan, mengintegrasikan pendekatan tindakan represif dan pendekatan pecegahan," katanya.
Era baru, jelas Abraham, diterapkan karena tidak ingin KPK hanya sebagai pemadam kebakaran saja. “Memadamkan api langsung pergi, menangkap orang dan membawa ke pengadilan yang akan memvonisnya. KPK hanya berhenti di situ," katanya.
Abraham berharap KPK membuat lompatan dengan memadukan pendekatan represif dan pendekatan pencegahan korupsi. Pendekatan pencegahan meliputi perbaikan sistem di seluruh kementerian, lembaga dan organisasi di seluruh Indonesia.
KPK akan berupaya memperbaiki sistem. Sebab sistem dan individu menjadi penyebab utama terjadinya korupsi. “Kita meyakini sebagian besar sistem di negara kita mempunyai peluang menciptakan kejahatan korupsi,' ujarnya.
Karena itu, jelas Abraham, sebaik apapun orangnya, kalau tidak didukung dengan sistem yang baik, sistem yang transparan, sistem akuntabel, orang-orang baik itu akan tergelincir dan menjadi orang sesat," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved