Jemaah Islamiyah lagi-lagi sebagai tertuduh atas meledaknya bom di Bali pada Sabtu (1/10) lalu yang menewaskan hampir 30 orang dan menciderai 100-an orang tersebut. Mulai dari kecurigaan pihak keamanan di Indonesia sendiri hingga pihak-pihak di dunia seperti PM Australia John Howard hingga media-media di Amerika Serikat. Bahkan Howard beberapa saat setelah meledaknya bom di Bali langsung mengadakan jumpa pers dan menuduh Jemaah Islamiyah ada dibalik peledakan tersebut.
Sedangkan, media berpengaruh di Amerika seperti The New York Times, Boston Globe, The Washington Post, dan Los Angeles Times pada Minggu (2/10) mengusung berita septuar bom Bali dengan analisa pelaku yang ditujukan kepada kelompok garis keras Islam yang ditujukan kepada kelompok Jemaah Islamiyah yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda.
Kecurigaan media Amerika Serikat itu didasarkan pada peristiwa peledakan bom bunuh diri di Bali pada 13 Oktober 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang. Sedangkan pihak keamanan Indonesia hingga kini belum memberikan pernyataan resmi mengenai pelaku atau organisasi yang dianggap bertanggungjawab. Pihak keamanan Indonesia hanya menyatakan bahwa bom tersebut merupakan bom bunuh diri dengan mempublikasikan tiga foto wajah yang diduga sebagai pelaku. Ketiga foto wajah yang telah dipublikasikan pihak keamanan Indonesia tersebut ditemukan ditempat kejadian dengan kondisi yang tidak utuh lagi.
The New York Times (TNYT) mengulas tentang; "Pihak berwenang tidak mau berspekulasi mengenai siapa di belakang serangan itu, namun kecurigaan segera tertuju pada Jemaah Islamiyah, kelompok Islam radikal di Indonesia yang berada di balik sejumlah serangan lainnya, termasuk di Bali tahun 2002." Selain itu TNYT juga menyajikan kembali artikel tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 2002.
Sedangkan, The Washington Post, dengan bersumber dari pihak berwenang yang tidak disebut namanya, juga mengangkat kecurigaan terhadap jaringan yang terkait dengan Al-Qaeda. "Dua serangan bom yang hampir bersamaan, yang menurut sejumlah penyelidik dilakukan oleh kelompok terkait pada Al Qaeda, menyerang restoran yang terkenal dengan hidangan lautnya di kawasan pantai Jimbaran," tulis The Washington Pos.
"Pihak berwenang menyebut itu serangan bom teroris, dan kecurigaan segera jauh pada Jemaah Islamiyah, kelompok ekstrimis Islam terkait dengan Al Qaeda yang bertanggungjawab atas peristiwa di Kuta tiga tahun lalu," ulas Los Angeles Times.
Bila melihat kebelakang atas peristiwa bom Bali pada tahun 2002 lalu, pihak kemanan Indonesia telah berhasil mengungkap pelaku utama atau eksekutor. Bahkan para pelaku tersebut lebih dari 100 orang, baik pelaku utama maupun yang mendukung serangan teroris tersebut. Para pelakunya juga sudah dijatuhi hukuman, 3 pelaku utama dihukum mati walau hingga kini belum dieksekusi. Sedangkan yang lainnya dijatuhi hukuman antara 10-20 tahun bahkan beberapa dihukum seumur hidup.
Kita mesti memberikan waktu kepada pihak keamanan Indonesia untuk memastikan siapa pelaku peledakan bom Bali pada hari Sabtu lalu. Pemerintah Indonesia telah berjanji akan secepatnya mengungkap siapa dalang peledakan bom tersebut.
"Pemerintah Indonesia akan melakukan langkah cepat dan tepat dalam menyelidiki, menemukan pelaku, dan membawanya ke meja pengadilan untuk mendapatkan hukuman yang setimpal seperti yang kita lakukan beberapa waktu lalu," jelas Presiden dalam keterangan pers kepada wartawan nasional dan internasional di media center di INNA Kuta Beach Hotel, Kuta, Minggu (2/10) sore.
Mudah-mudahan pelaku peledakan bom di Bali tersebut cepat terungkap.
© Copyright 2024, All Rights Reserved