Isu bahwa bintara pembina desa (Babinsa) akan dimobilisasi memenangkan salah satu capres adalah isu yang tidak sehat dan menghina TNI. TNI adalah lembaga yang mampu sukses mereformasi dirinya setelah reformasi 1998 dibanding negara-negara lain.
Demikian disampaikan oleh Juru Bicara Timses Prabowo-Hatta, Mayjen (Purn) Sudrajat kepada pers, di Jakarta, Sabtu (07/06) menanggapi isu Babinsa berpihak, yang semakin berkembang menjadi bola liar.
Mantan Dirjen Strategi Pertahanan Kemenhan itu mengatakan, bahwa TNI adalah lembaga yang mampu mereformasi dirinya setelah Reformasi 1998. Bahkan dibandingkan negara-negara lain, TNI mampu menempatkan diri menjadi tentara profesional setelah era seperti Orde Baru. "Bisa dibandingkan dengan Thailand atau Mesir," ujar Sudrajat.
Seperti diketahui UU nomor 34 tentang TNI menyatakan TNI adalah tentara profesional, artinya TNI tidak berpolitik, tidak berbisnis, terdidik baik, terlatih baik, dipersenjatai baik, dan digaji baik. Anggota TNI yang melanggar akan dapat sanksi. "Jadi regulasinya sangat jelas dan dalam praktiknya juga jelas," kata dia.
Sudrajat menyesalkan pihak-pihak yang telah memojokkan TNI sebagai tentara profesional, dan meminta kepada pihak-pihak tersebut untuk tidak lagi membangun isu-isu yang tidak benar bagi Bangsa Indonesia.
Sementara itu, Ketua tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD, membantah timnya menggerakkan Babinsa) untuk mengarahkan pilihan masyarakat. "Itu tidak benar sama sekali, dan itu fitnah. Yang punya Babinsa kan pemerintah resmi atau TNI. Jadi Prabowo tidak punya kekuatan mengendalikan Babinsa,"ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved