Bank Indonesia (BI) belum akan melakukan pemanggilan kepada bank-bank BUMN yang terkait dengan dugaaan suap perusahaan penyedia anjungan tunai mandiri (ATM) Diebold, Inc. Namun BI meminta bank yang bersangkutan member informasi ke public terkait kabar tersebut.
"Aku baca di media terkait itu. Tolong ditanyakan kepada masing-masing bank tentang adanya dugaan itu (suap oleh Diebold)," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo di Jakarta, Kamis pagi (24/10).
Menurut Agus, bila ada berita resmi dari Securities and Exchange Comission (SEC), maka masing-masing bank harus dapat membuka informasi pada publik. Selanjutnya BI akan mengadakan koordinasi dengan bank-bank terkait.
"Kami di BI juga akan minta pengawas bank untuk koordinasi dengan bank-bank yang disebutkan namanya. Itu harus bisa menyampaikan informasi sehingga kita bisa mengetahui tentang kasus itu," kata Agus.
Agus mengatakan, meski BI belum berencana untuk memanggil bank-bank yang dimaksud namun Agus mengimbau kepada bank-bank itu agar melakukan keterbukaan informasi.
"Kalau ini cukup dengan pengawasan karena ini berita yang bisa saja terjadi. Kami sangka baik tapi kami minta supaya ini dijelaskan," kata Agus.
Sebelumnya, Diebold Inc. terbukti melakukan suap pada pejabat bank di Cina dan Indonesia. Dalam data SEC, melalui Diebold Indonesia, Diebold memberi fasilitas plesiran untuk pejabat bank BUMN yang diduga menelan biaya sekitar US$147.000.
Dokumen SEC tidak menyebutkan nama bank-bank BUMN tersebut. Namun seperti diketahui, hanya ada empat bank BUMN di Indonesia yakni, BNI, Bank Mandiri, BRI dan BTN.
© Copyright 2024, All Rights Reserved