Polri mensinyalir motif dibalik aksi penembakan yang terjadi di Provinsi Aceh, Minggu (31/03) lalu adalah persaingan antar parpol dalam Pemilu. Peristiwa berdarah ini menyebabkan 3 orang tewas saat mobil bergambar caleg Partai Aceh diberondong AK-47 di Desa Geulanggang Teungoh, Kota Juang, Bireuen.
“Yang jelas, masih persaingan antar parpol,” terang Kapolri Jenderal Sutarman kepada pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (02/04).
Sutarman mengimbau agar masyarakat Aceh tidak mudah terprovokasi dengan insiden kekerasan berdarah tersebut. Masyarakat jangan mudah diiming-imingi oleh kekuatan politik tertentu sehingga melakukan tindakan-tindakan kekerasan. Sutarman mempersilakan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya tanpa menggunakan kekerasan.
“Jangan pengaruhi rakyat dengan kekerasan karena itu akan mencederai proses demokrasi yang sedang kita bangun, diharapkan proses demokrasi ke depan ini, demokrasi yang santun, demokrasi yang tidak dengan kekerasan,” ujar Kapolri.
Sutarman mengakui Aceh menjadi salah satu titik yang rawan konflik menjelang pemilu. Selain Aceh, ada Papua, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat. “Yang jelas itu, di Aceh ini ada fenomena saling menyerang antara kekuatan partai satu dengan partai lain, baik partai lokal maupun partai nasional,” tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved