Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono menegaskan operasi militer terhadap kelompok Abu Sayyaf di Filipina, merupakan pilihan terakhir. Opsi itu dilakukan jika upaya negosiasi untuk membebaskan 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok itu, menemui jalan buntu.
“Berbagai langkah negosiasi sudah dilakukan untuk membebaskan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina itu. Jika tidak ada kesepakatan yang dicapai, maka langkah terakhir adalah dengan melakukan operasi militer," ujar dia kepada pers di Atambua, Jumat (01/04).
Mulyono enggan membicarakan detail operasi militer. Alasannya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo telah menyampaikan kepada media soal upaya pembebasan 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf.
“Panglima TNI sudah memberikan komentar dan telah memberikan gambaran kepada semua media di Indonesia, sehingga saya merasa, tidak perlu menjelaskan lagi. Saya pikir, kita sampai di sini," ujar Mulyono.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, pihaknya ia terus berkoordinasi dengan Panglima Militer Filipina untuk membebaskan 10 WNI yang menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf. Gatot mengatakan, segala kesiapan personel sudah menjadi tupoksinya.
Gatot enggan membeberkan kekuatan personel dan hal apa saja yang akan dilakukan untuk membebaskan 10 WNI. Gatot memastikan, prajurit semua siap jika diminta negara untuk terjun. "Semua siap. Soal bagaimana kesiapannya itu urusan saya," ujar Gatot kepada pers di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu (30/03).
© Copyright 2024, All Rights Reserved